Wednesday, November 27, 2024
HomeInformasi & KabarDENNY SIREGAR PECAH BISUL

DENNY SIREGAR PECAH BISUL

DS meraung melihat deklarasi pesantren Purwakarta untuk tidak memilih Dedi Mulyadi. Bagi DS, kekalahan seperti Ahok akan terjadi lagi. Dan mulailah ia spin masalah ini dengan bahasa khas kaum MUALAF PANCASILA.

Kalau soal Ahok bahasa pasar DS untuk pemujanya adalah karena Ahok Kristen dan karena Ahok keturunan China, maka Ahok di tolak. Sebodo teing masalah sikap kasar Ahok dan terakhir masalah penistaan ayat Alquran yang dia lakukan.

Kali ini untuk Dedi Mulyadi, DS menggunakan isu bahwa Islam memusuhi saudaranya sendiri. Karena DM sendiri beragama Islam, namun ia di tolak dengan cara deklarasi oelh para ulama Purwakarta. Dan bagi DS, mereka yang memusuhi DM adalah jahat. Masalah orang Islam musuhi saudaranya sendiri…?

DS lupa, sikap dia sendiri sebenarnya menggambarkan bahwa ia juga memusuhi saudara Islamnya sendiri. Selama ini DS selalu menuliskan bahasa permusuhan bagi kaum cingkrang, jubah daster dan kening hitam. Bahkan jenggot saja ia Musuhi juga.

DS lupa, bagaimana ia bersembunyi dibalik nama NU dan Ansor ketika ia hinakan umat Islam lainnya karena berbeda pemahaman dengan pemahaman kaum sarung yang lupa pakai kolor.

Kalau ansor saja bisa teriak bubarkan pada acara Wahabi dan HTI padahal mereka sama Islamnya, mengapa harus mempersalahkan pilihan ulama Purwakarta dalam menilai DM?

Kalau DS bisa nyaman dengan memusuhi FPI dan juga Wahabi, kenapa DS gak nyaman dengan cara ulama Purwakarta menolak DM?

APAKAH NYAMAN ITU HANYA UNTUK KAUM MUALAF PANCASILA SAJA..?

Rakyat itu yang melakukan pemilihan, sepenuhnya pilihan ada pada mereka. Dalam pemilihan, ada beberapa pertimbangan yang di jadikan sebagai penilaian untuk jatuhkan pilihan. Dan ini adalah HAK AZASI MANUSIA yang tidak boleh kita kekang.

HAM Dedi Mulyadi adalah mencalonkan diri dan dipilih oleh masyarakat. Sedangkan HAM masyarakat adalah menentukan pilihan berdasarkan apa keyakinan mereka. Lalu saat mereka mempunyai penilaian dalam keyakinanya, mengapa hal ini dipermasalahkan?

Silahkan saja berkompetisi yang benar. Rayu audien dengan kemampuan sendiri. Kalau pihak ulama menolak Dedy, maka timses Dedi tinggal menjelaskan pada masyarakat bahwa tuduhan itu tidak benar. Kembalikan pilihan pada masyarakat. Kalau mereka percaya sama Dedi, maka mereka pastinya akan milih DM. Tapi kalau tidak, maka itu adalah putusan yang wajib kita hormati sebagai manusia yang mengaku paham PANCASILA.

Mengapa harus berkoar MENJUAL AGAMA DALAM POLITIK?

Yang jual agama itu, ketika masa pemilihan sibuk mendekati ulama dan minta doakan dengan tujuan harapkan dukungan ulama. Tapi ketika terpilih, bisa sombong bicara JANGAN BAWA AGAMA DALAM POLITIK.

Umat Islam sebagai kekuatan politik ya harus diterima sebagai fakta demokrasi. Jangan dilabel sebagai ancaman kebhinekaan. Dari dulu konstelasi politik Indonesia itu ya berisikan nasionalis, Islam, sosialis, humanis dan komunis. Yg terakhir sudah dilarang.

Dulu toh ngga ada yg takut Islam sebagai kekuatan politik akan mengancam keutuhan bangsa. Biasa aja. Kenapa sekarang panik?

Jokowi yg datang dari kubu nasionalis PDIP ya secara natural berkompetisi dengan kekuatan politik Islam. Kompetisi aja. Bukan musuh Islam.

Benahi prasangkamu. Batasi pada tempat yg wajar. Apalagi kalo kamu bicara soal jual agama. Kamu ngerti apa cuma jadi beo?

Yg kita musuhi hanya pada saat orang menggunakan itu untuk melakukan sesuatu yg mengancam konstitusi atau negara. Gerakan radikal seperti teroris misalnya.

Kedepannya, kita akan selalu terlibat pada kontes2 politik. Jangan terlalu alergi pada mereka yg “jualan” agama. Siasati aja kalau mampu.

Mempermasalahkan agama dalam kriteria pemilihan adalah pemikiran yang bodoh. Memilih jodoh aja masih banyak yang minta sama agamanya, kenapa memilih pemimpin tidak boleh?

Mereka nyaman dengan pemimpin yang masuk dalam kriteria mereka. Seagama, sesuai ajarannya dan juga baik kerjanya. Dan nyaman mereka adalah hak warga yang diatur UU tanpa boleh di kekang.

Jadi, ikuti saja kompetisi ini. Kalau gak mampu dan merasa kalah sebelum perang, bagus lemparkan sarung putih ke atas, jangan lupa…tutupi burung Karena situ lupa pakai kolor ketika berkain sarung.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments

Noersatrio Harsanto on INDONESIA AKAN DIKEPUNG RELAWAN ANIES
sukirno on BUNUH DIRI PPP