1. Kamaliyat (Perfeksionis)
Ada aktifis Islam yang begitu ingin sempurna dan ideal.
Apa yang dia baca, dia pahami, dan dia inginkan harus benar-benar terwujud sejak proses sampai tujuan akhirnya.
Pandangan terhadap seseorang, nilai, dan entitas, begitu sempurna.
Aktifis model ini akan mudah kecewa jika tidak sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi…!.
Jenis muharrik (aktifis) seperti ini rentan menggerutu dan merajuk (ngambek) jika idealismenya tidak terwujud.
Dia lupa bahwa dirinya manusia,
qiyadah-nya manusia,
kawannya manusia,
mad’u (objek da’wah)-nya juga manusia, yang akan terjadi hal-hal yang sifatnya manusiawi pula.
2. Isti’jaal (Tergesa-gesa)
Ada lagi aktifis Islam yang begitu semangat dalam da’wahnya, mengerahkan semua tenaga dan pikirannya,
tanpa memahami tabiat jalan da’wah yang begitu panjang dan melelahkan
Akhirnya staminanya berakhir pada saat jauh dari tujuan.
Ini terjadi karena keinginannya untuk cepat-cepat menang,
cepat-cepat terjadinya futuhat (penaklukan) atas musuh atau daerah.
Kadang tergesa-gesa pula dalam menilai perubahan musuh-musuh da’wah, sehingga hilang kewaspadaan.
Disangkanya musuh melunak,
disangkanya musuh sudah ditaklukan,
disangkanya musuh menjadi pendukung, padahal itu strategi mereka…!!!
Tergesa-gesa memang membuat kesadaran untuk hati-hati dan waspada menjadi tipis.
3. Futuur (Lemah dan Berhenti)
Ada pula aktifis yang lemah setelah semangat, berhenti setelah bergerak. Itulah futur. Biasanya disebabkan oleh kerasnya pertarungan dan minimnya stamina baik berupa pasokan ruhiyah yang ringkih, fikriyah yang lemah, jasadiyah yang layu, ditambah faktor ekonomi yang terseok-seok.
Di sisi luar, kemenangan yang tidak kunjung datang, sementara musuh-musuh da’wah Islam semakin keras menteror, memfitnah, sampai menangkap mereka.
Lahirlah rasa takut…, akhirnya mereka surut dan meninggalkan da’wah sama sekali.
Dulunya mereka rijal, sekarang menjadi buih….
5. Hubbuzh Zhuhuur (Senang Tampil)
Ada pula aktifis yang selalu ingin tampil. Ingin disebut namanya, dianggap besar saham da’wahnya, dan dikenang penting kontribusinya. Semangat dalam keramaian, lesu dalam kesendirian. Sesak dada jika saudaranya lebih unggul dan sering tampil. Keikhlasannya dipertaruhkan.
Memandang saudaranya sesama aktifis sebagai kompetitor dalam arti negatif, bukan berlomba dalam kebaikan.
Penyakit ini hanya bisa disembuhkan dengan bagusnya tauhid, mujahadah untuk meluruskan niat, dan mengenyampingkan target pribadi duniawi.
5. Isytighal bimaa laa ya’nih (Sibuk Dengan Hal Yang Tidak Bermanfaat)
Ada aktifis yang sibuknya mengoreksi kesalahan saudaranya, berdebat di sana sini, berkutat pada masalah yang tidak produktif, dan jauh dari umat…!!!
Seolah dia punya dunia dan kehidupan sendiri.
Bagaimana bisa memperbaiki, jika sibuk sendiri, dan menjauh dari permasalahan umat..???
6. Tafarruq (perpecahan)
Ada aktifis yang sulit untuk menerima pandangan saudaranya.
Lapang dada adalah sikap yang tidak mampu dia raih
Kemana dia berada selalu mengundang dan mengandung ihtikaak (gesekan/friksi), baik di organisasi, perkumpulan, masjid…,
bahkan dunia maya…!!!
Hobi sekali berpecah, dengan alasan “meluruskan yang salah”.
Akhirnya, kawan menjadi lawan, saudara menjauh, sementara musuh bertepuk tangan.
Wahai para aktifis….,
apakah ini pernah anda alami..???