#MuslimahNewsID — (Judul di atas diambil dari pidato Buya Hamka pada Sidang Konstituante untuk merumuskan perubahan dasar negara dan undang-undang dasar)
Buya Hamka mengingatkan semangat melawan penjajahan, keberanian yang timbul hingga mengobarkan semangat berani mati syahid adalah akibat kecintaan pada Allah yang bersemayam di dalam dada, bukan Pancasila.
“Itulah yang kami kenal, jiwa atau yang menjiwai proklamasi 17 Agustus, bukan Pancasila! Sungguh Saudara Ketua. Pancasila itu belum pernah dan tidak pernah, karena keistimewaan hidupnya di zaman Belanda itu menggentarkan hati dan tidak pernah dikenal, tidak popular dan belum pernah dalam dada ini sekarang, Saudara Ketua, bukanlah Pancasila, tetapi Allahu Akbar! Bahkan sebagian besar dari pembela Pancasila sekarang ini, kecuali orang-orang PKI, yang nyata dalam hati sanubarinya sampai saat sekarang inipun, pada hakekatnya adalah Allahu Akbar!”
Buya kemudian melanjutkan bahwa kalimat takbir, bukan saja mengandung Pancasila, tetapi segala sila.
“Allahu Akbar yang tertulis dalam dada saudara itulah sekarang yang kami mohon direalisasikan. Allahu Akbar yang di dalamnya terkandung segala macam sila, baik panca, atau sapta, atau ika, atau dasa, Allahu Akbar yang menjadi pertahanan saudara ketika saudara pernah menghadapi bahaya besar! Allahu Akbar yang menjadi pertahanan saudara disaat maut telah melayang-layang diatas kepala saudara. Allahu Akbar, yang kepada-Nya putra saudara yang tercinta saudara serahkan! Allahu Akbar yang dengan dia saudara sambut waktu lahir dari perut ibu.” (H. Abdul Malik Karim Amrullah, Berbeda dalam Mencari Kebenaran dalam Pancasila dan Islam; Perdebatan antar Parpol dalam penyusunan Dasar Negara di Dewan Konstituante, 2008)
Buya Hamka menegaskan, perjuangan menjadikan Islam sebagai dasar negara bukan mengkhianati Indonesia, malah sebaliknya, hanya meneruskan wasiat dari para pejuang dan pendahulu bangsa seperti Sultan Hasanuddin, Tuanku Imam Bonjol, Teuku Cik Di Tiro, Maulana Hasanuddin Banten, Pangeran Antasari dan lainnya. Menjadikan Islam sebagai dasar negara bukanlah demi kepentingan partai atau fraksi Islam di Konstituante, tetapi untuk anak cucu yang menyambung perjuangan nenek moyang. (H. Abdul Malik Karim Amrullah, Berbeda dalam Mencari Kebenaran dalam Pancasila dan Islam; Perdebatan antar Parpol dalam penyusunan Dasar Negara di Dewan Konstituante, 2008)
Dan pada sampai puncaknya dengan lantang dan blak-blakan Buya Hamka pun mengingatkan. “Bila negara kita ini mengambil dasar negara berdasarkan Pancasila, sama saja kita menuju jalan ke neraka… ” tegasnya.
Tentu saja para hadirin dalam sidang Konstituante itu terkejut mendengar pernyataan lelaki yang aktif di ormas Islam Muhammadiyah tersebut. “Tidak saja pihak pendukung Pancasila, juga para pendukung negara Islam sama-sama terkejut,” ujar KH Irfan Hamka menceritakan ketegasan sang ayah seperti tertulis dalam bukunya yang berjudul Kisah-Kisah Abadi Bersama Ayahku Hamka.
Sumber Tulisan :
http://www.voa-islam.com/read/upclose/2012/06/01/19330/jiwa-besar-buya-hamka-terhadap-lawan-politiknya/
——————————
/ Silakan share dengan mencantumkan sumber Muslimah News ID – Berkarya untuk Umat /
http://telegra.ph/Buya-Hamka-Bila-negara-kita-ini-mengambil-dasar-negara-berdasarkan-Pancasila-sama-saja-kita-menuju-jalan-ke-neraka-11-27
——————————
Follow kami di
Facebook: fb.com/MuslimahNewsID
Twitter: twitter.com/muslimahnewsid
Telegram: t.me/MuslimahNewsID