Rocky Gerung: Bila Istana Gaji Buzzer, Tak Ada Lagi Alasan Basmi Hoax

0
439

VIVAnews – Warganet diramaikan dengan isu mengenai buzzer Presiden Joko Widodo. Buzzer ini kerap pasang badan membela pemerintahan Jokowi. Mereka hanya berkicau di media sosial dan mempengaruhi opini para netizen.

Terkait isu itu, pengamat sosial politik Rocky Gerung menyampaikan pandangannya. Hal ini disampaikan Rocky melalui akun Twitternya, @rockygerung.

Bila istana menggaji buzzer, maka tak ada lagi alasan membasmi hoax. Legaaaal, Ndro:)),” demikian cuitan Rocky dikutip dari akun Twitternya, Senin, 7 Oktober 2019.

Imbas cuitan itu, Rocky dikomentari banyak warganet. Namun, lagi-lagi, ia merespons kembali untuk meminta warganet yang tak menyukai cuitannya agar jangan meramaikan di Timeline Twitternya.

“Woiii, cari kakak pembina lu. Jangan ngamuk di TL gue. Dungu. :)),” demikian tambahan cuitan Rocky.

Sebelumnya, pihak Istana yang diwakili Kepala Staf Presiden, Moeldoko sudah membantah soal memberi komando ke buzzer. Moeldoko membantah isu yang mengaitkan dirinya bagian kakak pembina buzzer Jokowi.

“Sebenarnya enggak juga, yang mana, aku sendiri punya akun kadang-kadang kita enggak ngerti, muncul buzzer-buzzer yang aneh-aneh. Jadi apalagi. Saya enggak pernah buka itu,” kata Moeldoko di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis 3 Oktober 2019.

Mantan Panglima TNI itu mengatakan, terus terang tak banyak tahu isu yang aneh-aneh atau biasanya tahu dari yang lain. Untuk itu, dia menegaskan bahwa tidak ada sama sekali komando dari KSP.

“Kemarin kan saya sudah imbau ya, karena apa? Karena buzzer itu memang tidak dalam satu komando. Mereka masing-masing bergerak,” kata Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, di Bina Graha, Jakarta, Jumat 4 Oktober 2019.

Namun, Moeldoko mengatakan, sempat berkomunkasi dengan influencer yang membantu selama ini termasuk tokoh-tokoh relawan. Ia mengaku sudah mengimbau mereka agar menggunakan tata bahasa yang baik, tidak membuat perpecahan.

Baca: Istana Bantah Komandoi Buzzer Bela Jokowi

Moeldoko mengatakan, usai pemilu sudah seharusnya yang dikedepankan adalah persatuan. Bukan lagi pendukung tertentu sehingga harus dilawan, apalagi dengan bahasa yang tidak baik untuk persatuan bangsa.

“Sudahlah, kita bangsa besar, yang harus saling gotong royong dalam segala hal. Bahkan dalam membangun perasaan bersama juga perlu membangun gotong royong gitu. Kalau enggak nanti repot,” jelas Moeldoko. (ase)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here