Jum’at (2/12/2016) pagi jam 10:00 di kawasan Marina Bay Singapore, saya meeting dengan Jonathan, partner bisnis saya, seorang Cina Singapore beragama Katolik…
Dia Doktor lulusan salah satu Universitas terbaik di USA, dia mantan banker yg skrg jadi konsultan keuangan utk investor Timteng yg bergerak di dunia penerbangan…
Sebelum meeting, tiba2 dia nanya ke saya:”Bukankah di Jkt sekarang lagi ada demo besar2an 212..Pak Nur.?”…
“Oh kamu tahu juga ya..?” Begitu ujar saya..ternyata dia tahu dari media masa di Singapore…
Saya lantas menunjukkan TV live streaming di Android saya..yg memperlihatkan jutaan manusia berjubel di Monas dan jalan protokol di sekitarnya, serta nyambung dgn lautan manusia yg tumpah ruah di bundaran BI…
“How amazing is it..” begitu komentar Jo setengah tak percaya.. Berapa banyak manusia kah ini.? Sy perkirakan antara 2-4 juta jiwa.. Ini sdh lebih dari separo penduduk Singapore (5,5 juta jiwa).. ujarnya menjawab pertanyaannya sendiri.”…
Nah sbg seorang “profesional” yg selalu bekerja secara terencana dan sistematis..dia lantas melempar rentetan pertanyaan:
“Berapa lamakah perencanaan demo ini.?”
“Siapakah yg mimpin demo ini.?”
“Gimana cara komunikasi antara pemimpin dan peserta demo.?”
“Gimana ngatur transportasinya.?”
“Gimana ngatur logistiknya.?”
“Gimana ngatur fasilitas pendukungnya (ambulans, toilet dll).?”
“Gimana ngatur tempatnya.?”, dst..dst..
Saya hanya bisa menggeleng sambil berucap:”saya nggak tahu Jo”…
Lantas Jo pun bergumam sambil geleng2 kepala:”Saya nggak percaya, ada org/organisasi dimanapun di dunia ini (note: dia sering melanglang buana) yg sanggup menggerakkan org sebanyak itu..dlm waktu singkat… impossible.!
Pasti ada kekuatan besar diluar manusia yg menggerakkannya.”ujarnya singkat..
Diskusi kamipun beralih ke alasan dan penyebab demo.. Rupanya si Jo ini tau juga dari media masa Singapore, bahwa ini merupakan rentetan unjuk rasa umat muslim Indonesia akibat kasus penistaan agama oleh Gub. DKI Ahok..
Gantian skrg saya yg nanya kpdnya:”Gimana pendapatmu ttg hal ini Jo..?”…
Jo lantas menjawab:”Ini sih konyol dan sangat fatal..bagaimana mungkin seorang Gubernur melecehkan agama yg dipeluk oleh mayoritas warganya sendiri..?”
“Masalah agama sgt sensitif, apalagi menyangkut Kitab Suci yg menjadi pedoman hidup pemeluknya..yg lantas dinistakan oleh org yg beragama lain..” ujarnya..
Lantas dia lanjutkan:”Ibaratnya ada tamu yg datang kerumah anda, lalu dia menghina isteri anda..wah isteri anda jelek, jorok, bau..bla..bla.. ya sgt wajarlah kalau anda, anak2 dan keluarga anda marah..”…
Ternyata Jo jg tahu karakter Ahok yg suka marah2 dan mengeluarkan kata2 kotor.. Lantas diapun bertanya sambil keheranan:”Gimana mungkin org seperti ini bisa terpilih jadi Gubernur di Ibukota negara anda Pak Nur..?”..
Saya langsung jawab:”Dia jadi Gub DKI krn menggantikan Jokowi yg naik jadi Presiden RI, jadi yg dipilih rakyat DKI waktu itu adalah figur Jokowi, bukan Ahok..” Oohh gitu ya..ujarnya maklum..
Lantas iseng2 saya ganti nanya kepadanya:”Apakah org seperti Ahok bisa jadi pemimpin di Singapore..Jo.?”..
Saya nanyain hal ini krn inget, ada pihak yg pernah mengatakan, kalau Ahok nggak dikehendaki di Jakarta, dia bisa jadi Gubernur di Hongkong atau di Singapore..jadi rakyat Jkt yg rugi…
Diapun ketawa sambil menjawab:”No way Pak Nur..di Singapore seorang pemimpin hrs mempunya standar moral dan etika yg tinggi.. dia hrs mengayomi dan bukan mencari musuh.. dia hrs bisa jadi teladan bagi warganya..”
“Tdk layak bagi pemimpin di Singapore utk marah2 dan mengeluarkan kata2 kotor/tdk pantas kpd warganya di depan publik..apalagi sampai melecehkan keyakinan warganya..” begitu dia melanjutkan…
“Bukankah dia pekerja keras, bersih, jujur, performancenya bagus dan diakui orang banyak..?” Begitu sergah saya…
Diapun ketawa lagi sambil menjawab:”Bagi kami Ahok hanyalah seorang hard worker pak..dan bukan seorang pemimpin..” Loh koq..?”
“Kalau anda bekerja keras dan ngikutin aturan (termasuk tdk boleh korupsi) pastilah performance anda bagus, spt kami2 ini, para profesional di Singapore”, begitu ujarnya panjang lebar…
Oohh gitu ya..ujar saya sambil nyruput kopi.. Lantas kamipun back to laptop.. kembali ke topik diskusi.. membahas potensi dan rencana investasi di bisnis penerbangan di Indonesia.
Wallahu a’lam bish-showab,
NHA