Ananda Sukarlan yang katanya lulusan SMA Kolese Kanisius, kemudian bersekolah musik di Amerika Serikat, yang katanya juga lulus master summa cum laude, yang katanya menjadi pianis dan composer terkenal secara internasional, yang katanya sudah melahirkan banyak compact disc musik klasik dan lain sebagainya. Pendek kata dikabarkan sebagai orang hebat dalam blantika musik klasik seantero dunia.
Dengan segala kehebatannya tersebut ternyata menurut saya Ananda Sukarlan kurang ajar. Kurang ajar bisa berarti kurang belajar atau mungkin juga kurang diajar selagi proses pembelajaran mengenai etika, tata krama dan sopan santun selagi dia kecil dan remaja atau mungkin karena sudah saking terlalu lama melanglang buana ke segala penjuru negeri sehingga dia lupa sopan santun, tata krama dan etika layaknya seperti orang Indonesia pada umumnya? Mungkin dia sudah lupa dimana dia terlahir dengan akar budaya dan adat yang menjunjung tinggi nilai nilai budaya Indonesia.
Dalam kegiatan di JIExpo yang diselenggarakan oleh alumi Kolose Kanisius dalam memberikan penghargaan kepada alumni dari berbagai generasi tersebut nama Ananda Sukarlan adalah salah satunya yang diberikan penghargaan. Gubernur Anies Baswedan diundang dalam posisinya sebagai pemimpin DKI Jakarta tetapi rupanya Ananda Sukarlan yang kurang ajar ini melakukan walk out saat bapak Gubernur sedang melalukan pidato dan diikuti oleh ratusan alumni lainnya.
Kejadian tersebut sungguh memalukan dan mencoreng nama Kolose Kanisius sebagai sebuah lembaga pendidikan yang sudah berusia 90 tahun, yang sudah melahirkan orang orang hebat. Ternyata dalam acara yang justru Anada Sukarlan dianggap sebagai orang hebat dari lulusan Kolose Kanisius ternyata hanya hebat dalam musik tetapi tidak dalam sikapnya, tidak dalam hatinya dan tidak dalam tindakannya. Ternyata orang yang disebut sebut hebat itu jiwanya kerdil, pikirannya cupet, dan sanggup melakukan tindakan yang sangat tidak terpuji di hadapan orang banyak. Ini adalah sebuah tamparan bagi Kolose Kanisius karena tentu disanalah orang ini sempat belajar padahal saya yakin bahwa nilai nilai yang diajarkan oleh sekolah Kanius adalah nilai nilai yang baik sesuai dengan ajaran agama Katolik. Sekolah sekolah Katolik mempunyai misi melahirkan insan insan selain berprestasi adalah juga berkepribadian. Hebat dalam ilmu pengetahuan bukanlah satu satunya tujuan pendidikan Katolik.
Dia berbicara “Ini saya tidak ngomong politik, ini soal hati nurani dan nilai kemanusiaan’, adalah suatu penghinaan terhadap intelek kita yang seakan-akan dianggapnya bodoh, tidak paham mana statement politik, mana suara hati nurani dan nilai kemanusiaan,” tukasnya.
Apa maksud Ananda Sukarlan ini dengan tidak ngomong politik padahal dirinya saat itu jelas berpolitik. Jelas sikap politiknya yang mungkin berseberangan dengan Anies Baswedan dia ungkapkan dengan cara yang sangat vulgar. Maaf bung, anda tidak sedang berhadapan dengan budaya Barat , anda berada di depan orang orang Indonesia. Kami akan ikut berbangga terhadap anda sebagai orang Indonesia yang ikut mengharumkan nama bangsa tetapi juga diikuti dengan sikap sebagai orang Indonesia yang santun dan berbudaya Timur.
Perbedaan politik janganlah dibawa dalam forum pendidikan dan kebudayaan yang seharusnya justru mempersatukan kita semua sekalipun agamanya berbeda, rasnya berbeda dan pilihan politiknya berbeda.
So buat saya bung Anda Sukarlan, you are nothing !!!!(*)