SALAPI: Apaan sih bikin aksi begituan. bikin macet jalanan, menimbulkan madharat dan menzolimi orang banyak.
BAJURI: Soal macet, setiap hari juga macet, Pi. Malah “car free day” jalanan sengaja ditutup, kendaraan bermotor gak boleh masuk. Apa kamu mau nyalahin penguasa soal CFD?
SALAPI: Tapi kan aksi begitu mau berontak Ulil Amri?
BAJURI: Salah kamu, Pi. Justru saat itu “Ulil Amri” ikut aksi. Malah memuji-muji aksi.
SALAPI: Ini kan namanya berbangga-bangga dengan jumlah. Gak boleh tuh. Tidak mencerminkan manhaj Salaf.
BAJURI: Salah Pi. Ini boleh. Nabi kita mengajak semua kaum Muslimin datang di momen SHALAT ‘IED di lapangan terbuka, untuk apa? Untuk izh-harul quwwah, menampakkan kekuatan Ummat, biar musuh-musuh Islam gentar. Itu boleh, Pi.
SALAPI: Tapi kan di perang Hunain, kaum Muslim kalah karena bangga dengan jumlahnya?!
BAJURI: Itu buat perang, Pi. Kalau sekarang ini kan aksi damai, bukan perang. Kalau perang, yang dibutuhkan jumlah dan kualitas, biar menang.
SALAPI: Apa hasil aksi ini? Buktinya si penista Al-Quran itu masih saja bebas?
BAJURI: Salah kamu Pi. Bebas atau tidak, itu wewenang aparat hukum. Bukan rakyat. Gak mungkin dong kami adakan pengadilan jalanan. Emang kamu setuju kalau Ummat anarkhis? Ntar kalau ummat islam anarkhis kamu bilang “khawarij”, Pi. 😃
SALAPI: Tapi itu kan laki-laki perempuan campur baur. Ikhtilat haram.
BAJURI: Kamu pernah lihat orang shalat di Masjidil Haram nggak, Pi ? Orang keluar masuk masjid. Di sana campur baur nggak?
SALAPI: Tapi kan peserta aksi banyak yang merokok. Rokok haram tahu.
BAJURI: Apa orang merokok gak boleh berbuat baik, Pi? Berapa banyak orang merokok yang berjasa pada kamu? Pastinya, gurumu, temanmu, pamanmu, atau saudaramu ada yang masih merokok. Apa mereka mau kamu jauhi? Salah kamu Pi.
SALAPI: Itu ibu-ibu, mbak mbak peserta aksi, jilbabnya gaul. Gak sesuai Syariat.
BAJURI: Makanya kamu ikut aksi, Pi. Silakan kamu nasehati mereka satu per satu. daripada ngedumel melulu. dateng, nasehatin. Dakwahin. Teladan Salaf kan mendakwahi orang dan menyebarkan hidayah, Pi. Bukan ngedumel mulu kayak congor bebek. Hehe 😀
SALAPI: Yang jelas di situ ada pelaku syirik, bid’ah, hizbi, ada orang Syi’ah juga. Itu cuma persatuan semu. kayak persatuan kebun binatang.
BAJURI: Jangan fitnah, Pi. Apa kamu lihat di sana orang berbuat syirik? Atau kamu lihat mana yang Syiah? Mana yang bid’ah, mana hizbi? Kalau menuduh pakai bukti. Jangan cuma ngasal, nuduh dari jauh. Salah itu Pi. Apalagi datang juga kagak. 😀
SALAPI: Persatuan itu harusnya di atas MANHAJ SALAF MURNI 24 karat. Bersih, murni, tanpa noda.
BAJURI: Waduh, mana ada Pi persatuan begitu? Itu persatuan para Malaikat. Emang kamu dan kawan-kawanmu bisa bersatu TANPA NODA Pi? Kalian kan sama, berpecah belah juga. sama-sama mengaku pengikut Salaf sejati tapi berpecah belah juga. Salah itu Pi. 😀
SALAPI: Salah Pi, salah Pi, salah Pi. Apaan sih? Kamu nyindir kite orang ya?
BAJURI: Jangan baper Pi. Kalau namamu Boy, pastinya ane akan bilang “Salah kau Boy” (sambil dilagukan).
SALAPI: Hehehe, kamu bisa nyanyi juga, Ri?
BAJURI: Nggak Pi, cuma bakat terpendam. (Sambil malu-malu).
SALAPI: Trus kenapa sik kamu nih ngejawab melulu, Jur?
BAJURI: Justru ane nanya Pi, kenapa kamu nyinyir melulu. Saudaramu gak ada benernye. salah semua menurutmu.
SALAPI: Hmm, iye juga ye. Kenape ye ane begini? Kagak ngerti ane juga.
BAJURI: Istighfar Pi, istighfar…
SALAPI: Astaghfirullah…
TAMMAT.