JAKARTA — Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama meminta pihak kepolisian untuk mengungkap aktor intelektual penganiayaan ulama yang kembali terjadi. GNPF menilai beberapa kasus penyerangan terhadap ulama bukanlah kabar bohong (hoaks).
“Kami meminta pihak kepolisian untuk mencari aktor intelektualnya, karena melihat penganiayaan yang terjadi dilakukan secara sistematis. Masuk ke dalam masjid, memiliki kekuatan fisik yang mumpuni dan kemudian menyerang di masjid,” ujar Ketua GNPF Ulama Yusuf Muhammad Martak di Jakarta, Senin (12/3).
Yusuf menjelaskan GNPF memiliki bukti adanya korban, foto, dan juga hasil interogasi terhadap pelaku. “Kami punya datanya. Sudah ada lima kasus dan satu ulama meninggal,” jelas dia.
Oleh karena itu, dia meminta agar pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus penganiayaan terhadap ulama tersebut. Dia mengaku para ulama tidak takut dengan banyaknya kasus penganiayaan yang marak terjadi.
“Namun waspada iya. Jangan sampai organisasi yang menaungi ulama, mengambil sikap masing-masing. Untuk itu, kami meminta pihak kepolisian mengusut tuntas kasus ini,” imbuh dia.
Sebelumnya pada Ahad (11/3), seorang ulama di Kecamatan Bukit Tusam, Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh, Ustaz Suryadinsyah, diserang warga usai melaksanakan shalat dzuhur di masjid. “GNPF Ulama terlibat langsung dalam proses pembuktiannya. Sepanjang evaluasi kami, kasus ini juga cenderung terorganisir dan sistematis seperti pernyataan Din Syamsuddin, Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban,” papar dia.
sumber republika