by Zeng Wei Jian
Habib Rizieq Syihab is in exile. Sudah cukup lama. I miss him. Dia ngga bisa lagi merasakan dinginnya udara Mega Mendung. Ngga bisa lagi ke Petamburan. Mawar-mawar itu melayu. Debu dan embun mengering. Habib Rizieq Syihab dijadikan target “character assasination”.
Dalam buku “Snakes in Suits: When Psychopath Go to Work”, Penulis Paul Babiak menyatakan bahwa di fase 4, psikopat menggunakan tehnik “character assasination” to maintain their agenda.
Saya ngga tau siapa pelaku pembunuhan karakter terhadap Habib Rizieq. Tapi saya tau, mereka psikopat.
Alih-alih tumbang, Habib Rizieq malah semakin disayang. Pencipta langit dan bumi bersama orang-orang baik.
Menurut International Society for Study of Character Assassination (ISSCA), ada tiga modus pembunuhan karakter.
Character assasination dilakukan “between equals, top-down attacks, authoritarian regimes cracking down on individuals”.
Habib Rizieq difitnah, dicaci-maki, dikriminalisasi dengan belasan pasal. Para agents character assasination itu employ mix of open and covert methods. Habib Rizieq diserang false accusation. Dijerat metode “scandalmongering”, diasosiasikan dengan negatif event dengan cara-cara kotor. Mereka tanam gosip, misleading half truth, ad hominem, doublespeaks, dan memanipulasi informasi.
Tegar, tegar, tegar-lah Habib kami. Hanya drug-dealers, mucikari, bos-bos under world, pedagang gadis, dan penoda agama yang benci Habib Rizieq Syihab. I know, emak-emak know, dan semua orang tau itu. You are not tarnished by their wicked mind.
THE END