Oleh: M Rizal Fadillah*
Pilkada paling sadis bakal terjadi di Daerah Khusus Jakarta. Akan menjadi tontonan wajah rusak demokrasi. Pasangan yang dipastikan bertarung adalah wayang-wayang dan kalau pun berbentuk manusia maka itu “orang-orangan sawah” yang hanya untuk menakuti burung yang mencari makan untuk sekedar hidup. Jokowi dan rezim kelanjutannya berkonspirasi untuk merampok dan memperkosa Jakarta.
Tiga pasangan hasil rekayasa seluruhnya orang rezim bejat. “Apkiran Jabar” Ridwan Kamil berpasangan dengan “Apkiran Menteri” Suswono menjadi tangan rezim melalui KIM Plus. PKS dipaksa berperilaku munafik untuk membuang Anies Baswedan. Pasangan independen Dharma-Kun Wardana adalah “boneka” pengganti kotak kosong. Komjen Pur. Dharma mantan Pati di Bareskrim berdarah Toraja. Sengaja diloloskan agar mudah dikalahkan.
Pesaing ketiga adalah Menteri Jokowi Pramono Anung yang berpasangan dengan Rano Karno. Sebagaimana Ridwan Kamil, Dharma Pongrekun, maka Pramono adalah orang “mainan” rezim. Artinya kelak persaingan antar kandidat di DKJ hanya persaingan “yang gampang diatur”. Semua berada “di bawah kendali Jokowi”.
Jakarta dalam Pilkada 2024 berada dalam kondisi bahaya dan tidak sehat. Perampok dan pemerkosa berkuasa mengatur permainan dengan Istana sebagai pusat komando. Gerakan perlawanan rakyat Jakarta mulai mencari bentuk. Dan jika perlawanan berjalan masif maka Jakarta bakal hancur-hancuran. Alarm telah berbunyi sebagai sinyal.
Opsi “coblos semua” adalah perlawanan paling ringan.
Lagu ‘metal’ dengan penggalan syair :
Yoo ayoo ayoo coblos semua
Ini amarahku
Yoo ayoo ayoo coblos semua
Ini suaraku
Yoo ayoo ayoo coblos semua
Ini aspirasiku
Ini kotaku, ini kampungku
Kami tahu apa yang kami mau
Ini kotaku, ini kampungku
Kami tahu pemimpin yang kami mau
menggambarkan kekecewaan dan protes atas kegilaan politik penguasa dalam Pilkada DKJ 2024. Wajar rakyat marah atas pelecehan demokrasi dan penghinaan hak asasi. Jakarta menjadi representasi dari kebobrokan politik rezim Jokowi. Bagaimana bisa terjadi pertarungan tiga pasangan untuk kubu yang sama? Kubu rezim dan partai-partai gila.
Setelah rakus memindahkan Ibu Kota ke Kalimantan sambil mencengkeram Jakarta, kini rakyat Jakarta dipermainkan secara keji oleh penguasa. Masyarakat atau rakyat Jakarta diam saja atau pasrah? Nampaknya perlawanan akan dilakukan dengan coblos semua atau api lain yang segera membakar.
Jakarta kota Proklamasi, kota Ideologi, kota Konstitusi dan Kota Demokrasi. Semua kini telah dihancurkan Jokowi.
Perilaku mengabaikan sejarah dan tampilan arogansi kekuasaan telah membuat warga Jakarta terhina dan Jack Mania terluka. Pilkada Jakarta memendam bara. Ada amarah atas perampokan dan permerkosaan.
Siapa pun pemenang baik Ridwan Kamil, Dharma Pongrekun atau Pramono Anung bukanlah aspirasi sejati masyarakat Betawi. Mereka hanya wayang yang dimainkan dengan melakonkan cerita tentang Rahwana yang menculik Sinta. Jakarta yang dikuasai angkara murka.
Ridwan Kamil buangan Bandung yang pernah mengejek habis warga Jakarta kini menjadi boneka oligarki untuk menginvasi bakteri kepada masyarakat Betawi.
Mungkinkah lagu ini berkumandang?
Halo halo Jakarta
Ibu kota negara kita
Halo halo Jakarta
Kota kenang-kenangan
Sudah lama beta
Tidak berjumpa dengan kau
Sekarang telah menjadi lautan api
Mari bung rebut kembali
*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan
Bandung, 2 September 2024