Thursday, July 25, 2024
HomeHikmah dan Nasehat"Jokowi terkesan Bela terpidana penista agama", Ada Apa?

“Jokowi terkesan Bela terpidana penista agama”, Ada Apa?

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)–Koordinator Forum Rakyat, Lieus Sungkharisma bereaksi atas pernyataan Ketua Setara Institute, Hendardi yang menyebut penjelasan Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo di salah satu stasiun televisi off side dan merendahkan integritas institusi TNI. Lieus justru menegaskan yang dikatakan Jenderal Gatot benar adanya.

“Menurut saya, apa yang dikatakan Jenderal Gatot Nurmantyo benar. Tidak ada yang salah dari pernyataan beliau saat menjawa Rosi,” ujar Lieus di Jakarta, Sabtu (6/5/2017).

Lieus mengatakan justru Hendardi yang gagal paham terhadap pernyataan Panglima TNI tersebut. Sebab, menurut Lieus, pernyataan Jenderal Gatot Nurmantyo yang mengaku tersinggung jika aksi bela Islam dikaitkan dengan upaya kudeta Pemerintahan Jokowi, itu adalah fakta.

“Sebagai orang yang ikut turun ke lapangan bersama-sama massa umat Islam, sejauh ini saya melihat tidak ada indikasi kudeta itu,” kata Lieus.

Menurut Lieus apa yang dituntut umat Islam hanyalah tegaknya keadilan. “Tidak sedikit pun saya melihat ada upaya makar tersebut. Umat Islam hanya menuntut perlakuan hukum yang sama terhadap Ahok sebagai pelaku penistaan agama. Hanya itu,” ujar Lieus.

Untuk itu Lieus minta agar Presiden Jokowi jangan menghabiskan energi politiknya untuk terus menerus membela Ahok. Tokoh keturunan Tionghoa ini tegas minta Jokowi berhenti pasang badan membela Ahok. Selain itu juga minta Jokowi tak mengurusi soal-soal yang tidak signifikan seperti tudingan adanya kudeta itu.

Menurut Lieus, lebih baik Presiden Jokowi fokus untuk menyelesaikan tiga persoalan pokok yang selama ini menjadi tuntutan rakyat. “Pertama, jangan biarkan PKI berkembang di NKRI. Kedua, atasi kesenjangan kaya miskin yang semakin lebar. Ketiga, jangan jual bangsa ini pada asing,” ujarnya.

Lieus sependapat dengan pernyataan Salim Said bahwa apa yang dkemukakan Allan Nairn tidak bisa dijadikan dasar. “Pak Salim Said bilang sejak dulu Allan Nairn itu memang kerjanya memprovokasi Indonesia. Karena itu apa yang ditulisnya tidak bisa dijadikan dasar untuk menyatakan ada upaya makar terhadap Presiden Jokowi. Saya sependapat dengan pernyataan Pak Salim Said itu,” kata Lieus.

Lebih jauh Lieus menyebutkan, banyaknya provokasi yang mengarah pada tuduhan intoleran dan radikalisme yang kemudian diarahkan pada adanya upaya kudeta terhadap Presiden Jokowi, justru dikemukakan oleh mereka-mereka yang selama ini sudah berada dalam posisi status sosial yang nyaman.

“Tuduhan adanya intoleransi dan radikalisme itu justru muncul lahir dari orang-orang seperti Hendardi atau Todung Mulia Lubis yang selama ini sudah merasa nyaman dengan status sosial yang dia sandang,” kata Lieus.

Oleh karerna itulah, Lieus meminta Presiden Jokowi untuk tidak terprovokasi dengan pernyataan-pernyataan seperti yang dikemukakan Hendardi itu.

“Lebih baik Presiden Jokowi fokus menyelesaikan persoalan yang selama ini menjadi tuntutan rakyat seperti peningkatan kesejahteraan rakyat, jangan lindungi penista agama dan hentikan kebangkitan PKI di seluruh wilayah NKRI,” katanya. (ris)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments

Noersatrio Harsanto on INDONESIA AKAN DIKEPUNG RELAWAN ANIES
sukirno on BUNUH DIRI PPP