Oleh : Sholihin MS
(Pemerhati Sosial dan Politik)
Penangkapan yang notabene adalah Menterinya sendiri bukan proses hukum biasa.
Kalau Pemerintah serius mau menegakkan hukum, maka mereka-mereka ini sudah harus ditangkap :
Menteri Sri Mulyani yang diduga terlibat skandal 349 triliun di Kemenkeu, atau kasus Ganjar dalam soal Waduk Wadas, E-KTP, dll, atau kasus Zulkifli Hasan yang terlibat kasus Alih Fungsi hutan , atau Erick Tohir yang terlibat kasus investasi BUMN ke GO-TO, atau kasus Muhaimin Iskandar yang terlibat kasus “Kardus durian” (suap pengucuran dana percepatan pembangunan infrastruktur daerah pada Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) tahun 2011 silam. atau kasus Airlangga Hartarto dalam kasus PLTU Riau, atau kasus Prabowo yang terlibat pembabatan hutan ribuan hektar untuk Food estate gagal, atau kasus Ahok dalam soal bus trans Jakarta dan RS Sumber Waras, dll.
Bukankah mereka semua ini aman-aman saja,? Apalagi jika Gibran dan Kaesang mau diusut, itu baru penegakkan hukumnya lurus dan benar.
Seolah tidak pernah kehabisan akal, Jokowi terus saja ingin melampiaskan hawa nafsunya untuk menjegal Anies. Sepertinya seluruh hidup Jokowi saat ini hanya untuk memikirkan Anies. Semula dengan cara halus, agak kasar, kasar, sekarang sudah mulai membabi buta. Orang yang seperti ini dalam kajian ilmu psikologi bisa berakhir sangat buruk. Bukan sekedar ingin melampiaskan hawa nafsu, tapi jiwanya sepertinya sudah dipenuhi iblis.
Sayangnya, orang yang dilawan adalah orang pilihan Allah, sehingga di belakang Anies itu dipenuhi para malaikat dan doa umat Islam. Seandainya Anies itu orang biasa, sudah lama tersungkur.
Jokowi sedang berhadapan dengan kekuatan Allah. Sekuat apa pun bantuan iblis, ketika berhadapan dengan kekuatan Allah tidak ada artinya.
Dulu ketika terjadi perang Badar, iblis terjun langsung membela kaum kafir Quraisy melawan umat Islam yang dipimpin langsung oleh Rasulullah saw. Waktu itu iblis menyamar sebagai Suraqah. Di tengah-tengah pertempuran, Iblis lari tunggang langgang, ketika ditanya kenapa lari, rupanya karena dia harus berhadapan dengan para malaikat yang diturunkan Allah.
Saat ini kejadiannya hampir mirip. Jika bukan karena backing dari Allah, tidak mungkin seorang Anies dan pendukungnya bisa bertahan. Jokowi tidak berjalan sendirian. Selain ditopang para oligarki taipan (yang menguasai semua lembaga negara), juga ditopang pemerintah komunis China, antek PKI dan aparat negara yang telah berkhianat. Boleh dibilang kekuatan di belakang Jokowi sangat dahsyat.
Hebatnya, Anies selalu tampak tenang dan santai, hal yang sebaliknya terjadi pada diri Jokowi. Bahasa tubuh dan raut muka Jokowi menggambarkan apa yang sedang terjadi di dalam batinnya : gelisah, tegang, tidak tenang, takut, dan selalu cemas. Perhatikan bagaimana Jokowi terus cawe-cawe soal capres koalisi pro Jokowi, menjadikan istana untuk rapat Ketum Parpol, mengendalikan Bawaslu, KPU, MK, KPK, dll, meng- endorse capres tertentu, dan terus saja ingin menjegal Anies.
Kalau buka ketakutan alasan apa lagi, padahal :
Pertama, Anies pernah berjuang untuk Jokowi di Pilpres 2014
Seharusnya Jokowi itu “balas budi” kepada Anies, biasanya orang Jawa itu orang yang tidak lupa diri. Anies juga pernah menjadi Menteri Jokowi. Tapi sekarang kok sangat benci sama Anies. Sepetinya Jokowi termasuk orang yang tidak bisa balas budi, termasuk kepada yang lain.
Kedua, Anies bukan orang jahat, kenapa harus disingkirkan ?
Seandainya Anies orang yang jahat dan buruk track record-nya wajar kalau harus dihalangi.
Ketiga, Anies tidak pernah menyakiti Jokowi, bahkan selalu memuliakannya
Ketika Anies ditanya oleh salah seorang panelis dalam acara Q&A Metro TV, seberapa besar cinta Anies kepada Jokowi ? Anies menjawab 10 (nilai sempurna). Pernahkah Anies menyakiti Jokowi ?
Keempat, Anies diinginkan oleh sekitar 83% rakyatnya
Kita sudah sepakat dengan negara demokrasi, yaitu kekuasaan tertinggi di tangan rakyat, seperti kata Jokowi sendiri dalam pidatonya : yang bisa mengganti Presiden ya hanya rakyat. Nah sekarang menginginkan pergantian itu, ya jangan dijegal-jegal. Baik polling yang dilakukan oleh ILC maupun laporan google trend, prosentase perolehan suara Anies mencapai 83%.
Kelima, Bukankah mulai tahun 2014 sampai sekarang Surya Paloh dan Nasdem selalu membela Jokowi ?
Tapi mengapa begitu Nasdem beralih dukungan kepada Anies mengapa Jokowi menjadi membabi buta dalam menyerang Surya Paloh ? Orang macam apakah Jokowi itu yang selalu berkecamuk keburukan di dalam dirinya ?
Tidakkah Allah selalu mempergilirkan nasib manusia ? Hari ini sedang di atas, besok lusa pasti akan di bawah. Jika manusia lupa diri ketika sedang di atas, maka ketika sedang di bawah dia akan digilas oleh keburukan dirinya sendiri.
….Wa tilkal ayyaamu nudaawiluha bainannaasi…(Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran)….”(Q.S. Ali Imran : 140)
Bandung, 28 Syawwal 1444