Simak pernyataan di tahun 2015 ini, sangat disayangkan bila ternyata Presiden dan kabinetnya tidak mengerti data valid yg diungkapkan tuan guru gubernur NTB ini, apakah Presiden lebih memfasilitasi menterinya yg berasal dari parpol? Dan apakah karena komisi dari pembelian beras dan jagung import yg menguntungkan pribadi pribadi di kementerian lebih penting dari mensejahterakan petani? Apa jawaban pemerintah tetap berisi kebijakan keledai? Tapi ingatlah seburuk buruk keledai dia tak akan pernah jatuh dua kali pada lubang yg sama…. Jangan salahkan rakyat dan ummat Islam yg merupakan mayoritas petani bila menggelar Aksi Bela Petani dan komoditi unggulan nasional, Indonesia tidak perlu pemimpin yg mendahulukan kepentingan partai demi dukungan politik pada pesta demokrasi pemilihan presiden dan wakil presiden 2019. BELA PETANI INDONESIA DAN HANYA INI KATA TERPANTAS UNTUK KEBIJAKAN YG TIDAK BERPIHAK PADA KESEJAHTERAAN RAKYAT – LAWAN DAN JANGAN PILIH LAGI PRESIDEN YANG TIDAK CERDAS..!!! ALLAHU AKBAR.. ALLAHU AKBAR
Judulnya ekspor beras untuk kepentingan siapa, Pak Presiden?
RELATED ARTICLES