REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma’ruf Amin mengungkapkan, jika dia tak bisa untuk tidak memaafkan siapa pun. Hal itu disampaikannya saat menerima kunjungan tujuh anggota Dewan Pimpinan Daerah (DPD) di kantor MUI Pusat Jakarta, Kamis (2/2).
Ketujuh anggota DPD tersebut dipimpin Ketua DPD RI Muhammad Shaleh, dan didampingi Wakil Ketua DPD RI Farouk Muhammad, senator asal Sulawesi Selatan AM Iqbal Parewangi dan Aziz Kahar Muzakkar, senator asal Jambi Juniwati, senator asal Sumatra Utara Dedi Iskandar Batubara, dan senator asal Yogyakarta Chalid Mahmud.
Kiai Ma’ruf mengatakan, sebagai seorang kiai, dia tak bisa untuk tidak memaafkan. “Apalagi ada satu kaidah, orang yang dibuat marah tidak marah, itu keledai; kalau dimintai maaf tidak memaafkan, itu setan. Tapi saya tidak mau menyuruh umat untuk memaafkan. Itu urusan umat. Saya silakan umat. Untuk saya pribadi, izinkan saya untuk menyampaikan kata maaf itu,” katanya.
Namun untuk umat, Kiai Ma’ruf mempersilakan kepada umat apakah mau memaafkan atau tidak. Terkait penolakannya untuk menemui Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Kiai mengungkapkan, dia memang menolak upaya pihak yang ingin mempertemukannya dengan Ahok. “Saya bilang mohon maaf, untuk hari-hari ini saya belum bisa. Saya takut umat salah paham. Nanti saya malah dimarahi umat,” kata dia.
Dalam pertemuan pimpinan DPD dan perwakilan sejumlah senator itu, rombongan diterima selain oleh KH Ma’ruf Amin, ikut mendampingi juga Ketua MUI KH Abdullah Jaidi, Sekjen MUI H Anwar Abbas, Wakil Sekjen H Muhammad Zaitun Rasmin, dan sejumlah pimpinan MUI lainnya.