Jendral Lumut memelihara seekor anjing. Sebenarnya sih bukan anjing “trah”, cuma anjing cina yang selalu menyalak. Sepertinya si anjing merasa dirinya anjing herder yang gonggongannya menakutkan. Padahal sebenarnya gonggongan si anjing hanya menimbulkan kegaduhan di lingkungan komplek tempat tinggal Jendral Lumut.
Selain gemar menyalak, belakangan anjing cina Jendral Lumut juga gemar menggigit. Dia sudah pernah menggigit tetangga dan bikin hiruk pikuk seantero komplek. Warga komplek sudah menyarankan agar Jendral Lumut mengurung saja anjingnya di kandang, agar tak menimbulkan korban lagi. Tapi Jendral Lumut menolak.
Alhasil, kemarin anjing cina itu kembali menggigit tetangga sebelah. Seorang Ketua RT yang sangat dihormati warga.
Setelah menggigit, si anjing masih terus saja menyalak.
Sementara, warga sekitar yang mendengar anjing Jendral Lumut kembali memakan korban, mulai marah. Jelang malam, kondisi kian memanas, sebab anjing cina Jendral Lumut ternyata mengidap rabies. Maklum selama ini Jendral Lumut membiarkan saja anjingnya berkeliaran tanpa divaksinasi, sehingga makin liar saja.
Kabar tetangga yang digigit anjing rabies Jendral Lumut makin menyebar luas. Anak-anak si tetangga tak terima, mereka siap berdatangan menjenguk bapaknya sekalian menyerbu anjing cina Jendral Lumut.
Kontan, tanpa perlu menunggu lama, jelang tengah malam itu juga Jendral Lumut menyambangi tetangga sebelah. Padahal biasanya Jendral Lumut cuek saja dengan keadaan tetangga, tak pernah silaturahmi. Tapi kali ini lain, dari pada anjing cinanya dibantai warga dan anak-anak tetangga, Jendral Lumut rela menyempatkan diri sowan ke rumah tetangga. Tak lupa pula diajaknya serta 2 orang stafnya yang sehari-hari ditugasi menjaga anjingnya.
Warga sekomplek heran dengan reaksi Jendral Lumut yang sebegitu protektifnya pada anjingnya.
Warga (W) : “Hei, Jendral Lumut, kenapa sih lu bela-belain malam hari ke rumah tetangga??”
Paijo (P) : “Ya, aku kan harus memintakan maaf atas kelakuan anjingku.”
W : “Lha yang gigit anjingmu, kok kamu yang kerepotan?”
P : “Ya iyalah…, mana mungkin aku suruh anjingku minta maaf sendiri. Salah-salah malah ntar dia menggonggong lagi di rumah tetangga dan bikin huru hara baru.”
W : “Ooh…, iya ya. Lalu kenapa gak kamu buang saja anjing cina itu. Toh cuma bikin gaduh aja kerjanya.”
P : “dibuang?? Mana bisa!!! Itu kan anjing titipan Tuan Nine Dragon, juragan besar yang punya pabrik uang di kampung ini. Bisa runyam aku kalo anjing itu kubuang. Selama aku masih mau memelihara anjing itu, juragan gede akan jamin semua keperluanku. Makanya, apapun akan kulakukan demi anjing peliharaan ini.”
W : “Oooh…., begitu toh…”
Warga pun manggut-manggut, kini mereka paham, ternyata Jendral Lumut lah yang bertugas menjaga keamanan anjing cina, bukan si anjing yang menjaga keamanan rumah Jendral Lumut.
Itulah sepenggal kisah Jendral Lumut dan anjing cina yang dipiaranya.
Selamat menerima limpahan barokah, menjadi pembela Ulama. Aamiiin ya Robbal alamin