Bahasa figuratif (majas) ialah bahasa yg digunakan untuk mengatakan sesuatu dengan cara yg tidak biasa, yakni secara tidak langsung untuk mengungkapkan maknanya. Bahasa figuratif terdiri atas pengkiasan yg menimbulkan makna kias dan perlambangan yg menimbulkan makna lambang.
- TIGA MACAM KONOTASI
Penyebutan manusia dengan nama hewan dalam majas tidak selalu berkonotasi negatif, bisa netral bahkan bisa positif. - HEWAN DALAM AL-QUR’AN
Al-Qur’an menyebutkan 24 jenis hewan di lebih dari 200 ayat, ada yg berkonotasi:
Negatif: babi, kera, anjing, keledai, lalat, binatang ternak, laba-laba, katak, kutu, belalang, serigala, gajah, ular.
Positif: lebah, unta, kuda, semut.
Netral: ikan, burung hud-hud, burung gagak, sapi betina, nyamuk, rayap, domba. - GELAR BAGI PARA SAHABAT DAN SALAF
Beberapa hadits menyebutkan sahabat dengan gelar hewan.
Gelar asadulloh (singa Alloh) diberikan kepada Hamzah bin Abdul Muthollib RA dan Umar ibn al-Khottob RA.
Salamah bin Akwa RA diumpamakan seperti kuda karena kecepatan dan kekuatan larinya.
Abdurrahman Ad-Dakhil diberi gelar Elang Quraisyi. - PERUMPAMAAN MANUSIA DENGAN HEWAN DALAM HADITS
“Dari Abdullah bin ‘Umar radhiallahu ‘anhuma berkata, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya manusia seperti unta sebanyak seratus, hampir-hampir tidaklah engkau dapatkan diantara unta-unta tersebut, seekor pun yang layak untuk ditunggangi” (Muttafaqun ‘alaih).
“Sesungguhnya orang mu’min itu bagaikan lebah, jika ia makan ia makan yang baik, jika ia memberi ia memberi yang baik-baik dan jika ia hinggap di atas ranting pohon, ia tidak membuat kerusakan”. (Hadits riwayat Tirmidzi).
“Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sesungguhnya perumpamaan mukmin itu bagaikan lebah yang selalu memakan yang baik dan mengeluarkan yang baik. Ia hinggap (di ranting) namun tidak membuatnya patah dan rusak.” (H.R. Ahmad dan dishahihkan oleh Ahmad Syakir).
- PERUMPAMAAN DENGAN MAKHLUK LAIN DALAM HADITS
Bahkan di dalam beberapa hadits mu’min diumpamakan sebagai tumbuhan dan benda-benda: pohon, bangunan, tubuh, cermin, pohon korma dan emas. - PERIBAHASA ARAB
Peribahasa bahasa Arab setidaknya memakai 39 nama hewan dan tidak semuanya berkonotasi negatif. - PERIBAHASA INDONESIA
Peribahasa Indonesia banyak yg memakai istilah hewan. Ada 54 nama binatang yg dipakai.
Tidak semua berkonotasi negatif.
1)digunakan untuk menyatakan apa yg terasa di hatinya,
2)dipakai untuk tujuan mengejek,
3)dipakai untuk tujuan memuji,
4)dipakai untuk tujuan memberi nasihat.
Misal:
1 Bagai kucing main daun = Melakukan sesuatu dengan gagah dan terampil.
2 Bagai kucing tidur di bantal = Hidup senang dan serba berkecukupan.
3 Bagai kucing tidur di daging = Kehidupan yang serba berkecukupan tidak khawatir akan kekurangan sesuatu.
4 Seperti anjing mendapat kucing = Senang sekali.
5 Seperti kucing mendapat tikus = Orang yg sangat senang karena mendapatkan sesuatu yg sangat dia inginkan.
6 Anjing menggonggong kafilah berlalu = Terus maju dan tidak memperdulikan rintangan yg menghadang.
7 Seperti anjing lapar mendapat tulang, daging segumpal, dan apam sekeping = Sangat gembira karena mendapatkan jalan terang mengenai suatu hal.
8 Anak harimau takkan menjadi anak kambing = Keturunan pemberani tidak akan menjadi penakut.
9 Harimau menyurukkan kuku = Orang yang menyembunyikan kemampuannya dan bersikap rendah hati
10 Harimau puntung kena penjara, pelanduk kecil menolakkan mara = Ada kalanya orang kecil dapat membantu kesulitan yang dialami orang besar.
11 Mengajar anak harimau = Mengajar anak orang terpelajar cepat menjadi pandai.
12 Mulutmu, harimaumu = Keselamatan dan harga diri kita tegantung pada ucapan kita sendiri.
13 Membangunkan macan tidur = Jangan membuat orang gagah yang sedang diam menjadi marah.
14 Semangat harimau = Gagah berani, percaya akan diri sendiri walaupun harus mengerjakan sesuatu yang berat dan beresiko.
15 Seperti kambing melawan harimau = Orang lemah ingin melawan orang kuat pasti dia akan kalah.
16 Takkan harimau makan anaknya = Semarah-marahnya orang tua tidak akan sampai membunuh anaknya.
17 Sebagai kera dapat canggung = Mengakrabkan diri kepada orang yang telah memberi pertolongan.
18 Laksana kera mendapat bunga = Barang berharga tidak akan ada gunanya bila diberikan kepada orang yang tidak tahu cara menggunakannya.
19 Anak kuda bulu kasap = Perumaan untuk anak yang periang, lincah dan suka lari kesana kemari.
20 Asalnya kuda itu kuda jua, keledai itu keledai jua = Sesuatu itu akan kembali ke asalnya baik itu baik maupun buruk.
21 Lembu dogol jangan dibalun = Jangan melawan orang yang pura-pura lemah.
22 Seperti kelinci mendapatkan wortel = Orang yang sangat senang karena mendapatkan sesuatu yang sangat diinginkannya.
23 Tidak selayaknya jika anak macan menjadi anak tikus = Tidak seharusnya anak pemberani menjadi anak pengecut.
24 Rezeki elang tak akan didapat oleh burung pipit = Setiap orang memiliki rezeki (keuntungan) masing-masing.
25 Mati rusa karena tanduknya = Sesuatu yang menjadi kelebihan terkadang mencelakai dirinya sendiri.
26 Seperti kijang lepas ke rimba = Seseorang yang merasa sangat senang karena dapat kembali ke kampung halaman yang dirindukannya.
27 Berapa tinggi terbang bangau akhirnya hinggap di belakang kerbau juga = Sejauh-jauhnya orang merantau, akhirnya kembali ke kampung halamannya.
28 Dimana kelintung berbunyi, disitu kerbau tinggal diam = Negeri yang aman penduduknya tentram.
29 Masuk kandang kambing mengembik, masuk kandang kerbau menguak = Menyesuaikan diri dengan tempat dan keadaan.
30 Bagai tupai bergelut = Sangat gagah berani.
31 Seperti serigala lepas ke rimba = Seseorang yang merasa sangat senang karena dapat kembali ke kampung halaman yang dirindukannya.
- BANGSAWAN NUSANTARA
Para pembesar kerajaan-kerajaan Nusantara banyak yg memakai nama hewan:
Hayam Wuruk (Ayam Terpelajar), Gajah Mada (Gajah Cerdik & Tangkas), Lembu Sora (Sapi Bersuara Keras), Kebo Anabrang (Kerbau Percaya Diri), Kebo Taruna (Kerbau Muda Jantan), Kebo Ijo (Kerbau Hijau), Sultan Hasanuddin dari Gowa Makassar bergelar Ayam Jantan Dari Timur. - PEJUANG KONTEMPORER
Mujahidin Chechnya menyebut markas mereka sebagai The Wolves’ Den (Sarang Serigala).
Umar Mukhtar diberi gelar Singa Padang Pasir. - MAJAS SIMILE
Majas simile adalah majas perbandingan yang satu ini umumnya menyandingkan suatu aktivitas dengan suatu ungkapan.
Contoh:
- Anak kecil itu menangis bagaikan anak ayam kehilangan induk nya.
- Wanita itu bagaikan bunga mawar yang baru mekar.
- Pertemanan kami layaknya rantai yang kokoh.
- Engkau laksana cahaya yang menerangi kegelapan.
- Kamu seberani singa.
- Kamu jangan mau diadu domba dengan adikmu.
- Kakak adik itu bertengkar seperti anjing dan kucing.
- Jangan hanya duduk di sana seperti gundukan kayu.
- Kau dan aku berbeda seperti siang dan malam.
- Suara pemimpin upacara itu sangat lantang seperti auman macan.
- KOLAM DAN IKAN
Memakai majas untuk segmen pemilih dengan kolam dan pemilih dengan ikan tidak berkonotasi negatif dan tidak bermaksud menghina.