Ratusan massa dari berbagai ormas Islam dan harokah Islam se-Bandung Raya yang tergabung dalam Paguyuban Pengawal NKRI (PPNKRI) berhasil menggagalkan kegiatan Asyura Syiah di sejumlah titik di Bandung dan sekitarnya, Sabtu (29/8/2020).
Hal itu setelah PPNKRI berkoordinasi dengan pihak Polrestabes Bandung dan sejumlah Polsek yang wilayahnya biasannya ada perayaan Asyura Syiah. Sejumlah titik yang berhasil digagalkan dalam perayaan Asyura sendiri antara lain terletak di Majelis Habib Alwi Jl Kembar, Yayasan Muththahari Kiaracondong, Yayasan Al Jawad Gegerkalong dan lokasi di Ciwastra Kota Bandung.
Diantara yang paling menyita perhatian adalah perayaan Asyura di Gegerkalong yang diselenggarakan oleh kelompok Kabuyutan Dayeuh Luhur Gegerkalong pimpinan Abah Yusuf. Acara yang dibungkus dengan budaya Sunda dan bernuansa kemusyrikan ini dilaksanakan di tengah Jl. Gegerkalong Girang, Kecamatan Sukasari.
Ritual Asyura Syiah sendiri dicampur dengan budaya Sunda dilengkapi dengan sesajen di sepanjang jalan digelar mulai pukul 14.00 WIB. Setelah memasuki waktu shalat maghrib, acara dilanjutkan di Masjid Nurul Falah yang terletak di belakang gedung Yayasan Al Jawad.
Sebelumnya sebagaimana di dalam surat undangan Kabuyutan Dayeuhluhur Gegerkalong kepada Kapolrestabes Bandung bahwa waktu acara adalah pukul 20.00 – 22.00 Wib sehingga harus berakhir lebih awal. Sejumlah massa yang geram melihat berbagai kesesatan yang diperlihatkan secara terbuka ini akhirnya mendatangi lokasi.
Koordinator aksi, Ustadz Roinul Balad dalam orasinya menyampaikan bahwa masjid sebagai tempat ibadah umat Islam harus suci dan bersih dari segala bentuk kegiatan yang ada unsur kemusyrikan.
“Kita akan kawal jangan sampai kegiatan ini terulang kembali, ada kesyirikan di dalam masjid. Jangan sampai Allah mendatangkan azab-Nya karena rumah-Nya dipakai untuk acara kemusyrikan”, ungkapnya.
Ustadz Roinul Balad juga meminta warga sekitar Gegerkalong khususnya sekitar masjid Nurul Falah untuk turut menjaga dan mengawal keberadaan masjid agar tidak lagi digunakan untuk acara atau perayaan keislaman yang dibungkus dengan kesyirikan termasuk ajaran Syiah.
“Semoga Allah mengampuni kita dan seluruh warga masyarakat Gegerkalong karena membiarkan kesyirikan yang bisa mengundang azab Allah SWT. Semoga ini yang terakhir, dan tidak akan ada lagi acara yang serupa pada tahun yang akan datang”, pungkasnya yang disambut pekikan takbir massa.
Aparat kepolisian dengan sigap yang sudah mengevakuasi peserta ritual segera bubar meninggalkan tempat acara. Setelah memastikan lokasi sudah bersih dan tidak ada aktivitas kembali, massa kemudian membubarkan diri dengan tertib dan suasana tetap aman serta kondusif.***amso/rilis >>>