Oleh: Abdullah Sammy*
Sejak awal, sidang Ahok sudah menghadirkan banyak cerita. Bak sebuah kisah di televisi, banyak adegan yang terekam dalam perjalanan kasus ini.
Dalam sidang pembuka kita mulai melihat drama bak kisah ‘Oh Mama Oh Papa’. Ahok yang terlihat selama ini garang, mendadak menangis di tengah sidang.
Jujur, saya cukup terkejut melihatnya. Saya jadi teringat, di sisi lain banyak orang yang pernah menangis begitu masuk atau keluar pintu Balai Kota. Ingatan saya menerawang pada seorang ibu berjilbab yang dimaki Ahok dengan sebutan maling.
Kembali pada situasi di sidang pertama, kita disuguhkan sisi lain dari Ahok yang ternyata punya sisi melankolis. Ada perasaan emosional pribadi yang diakui Ahok dirasakannya. Sehingga suaranya bergetar dengan dilengkapi dengan linang air mata.
Selesai sidang, drama ini tak berhenti. Ahok terlihat dengan wajah sedih dipeluk oleh kakak angkatnya yang mengenakan jilbab. Fotonya menyebar ke mana-mana.
Tatapan mata Ahok kosong. Momennya sungguh haru (bagi sebagian orang pendukungnya). Walhasil, sidang pembuka diliputi kisah sedih.
Itu suasana di sidang pembuka. Setelah itu, sidang menjadi jauh lebih garang. Kali ini tak ada lagi adegan menangis. Bahkan di sidang keempat Ahok sudah tak lagi menangis, melainkan penuh tawa. Penyebabnya adalah insiden ‘Fitsa Hats’ Novel Bamukmin.