sapaislam.com, Aku tidak marah kepada seorang Ahok, yang mulutnya kotor seperti comberan, yang prilakuknya kasar belum tertandingkan
yang menghina kitab keyakinanku dan ulama yang kupanuti.
Aku pun tak begitu marah bahkan kepada seribu Ahok,
yang menghina aku sebagai peribumi,
yang coba merampas aku punya negeri,
yang berambisi menjadikan anak negeri menjadi kuli.
Aku tidak marah…,
Karena aku tahu memang itulah tabiat dan laku,
serta tugas sebagai kafir terhadap aku dan ummatku,
terhadap agamaku dan ulamaku,
juga terhadap negeriku.
Aku tidak akan marah,
bahkan jika sejuta Ahok berlaku lebih dari yang aku tahu,
karena Rabbku telah mengkhabari aku,
tentang kebencian mereka yang tak berbatas waktu ,
tentang kehendak tiada henti memerangi sampai aku surut dari agamaku,
dan tentang isi kepala dan dada mereka yang lebih jorok dari yang tampak olehku
Aku tidak Marah…,
karena jalan menghadapinya telah dibuka Allah
mencincang kaki dan tangannya secara bersilang
memerenganginya sampai fitnah hilang
sampai aku bertemu bidadari suci dan dayang-dayang
Tapi…,
aku sungguh sulit menahan gejolak marah,
darahku gemuruh hingga kepala hampir pecah,
dada sesak hingga nafas terengah-engah,
melihat mereka penghadap kabah,
tapi menjadi perisai kafir bedebah,
melihat pemangku negeri menjual diri,
teriak en-ka-er-I,
tapi ikut menindas penduduk asli.
Aku sungguh-sungguh tak dapat menahan marah,
karena belum temukan jalan terarah
hadapi para petinggi negeri berlagak suci
dengan sibedebah berdasa-dansi.
Wahai para Ulama yang kupanuti,
jangan biarkan kami memendam hati,
titah dan seruanmu kami nanti,
sebagai suluh jalan yang harus kami titi.
Duhai Ulama penyejuk hati,
redamlah gejolak amarah kami,
tunjukkan jalan agar kami mengerti,
tentang halalnya darah para petinggi yang tak tau diri,
agar kami dapat tidur nyenyak di hari nanti..
Media April 2017
Masri Sitanggang