by M Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan Kebangsaan
Setiap tanggal 10 Muharam kaum Syiah selalu memperingati hari asyura. Peringatan terbunuhnya Husein Ra cucu Nabi di Karbala. Masalahnya pada perayaan tersebut di samping berduka juga menjadi ajang untuk mengutuk Yazid, Muawiyah dan rembetannya kepada sahabat-sahabat Rosulullah SAW. Ujaran kebenciannya tentu membuat marah umat Islam. 10 Muharam tahun ini jatuh pada tanggal 8 Agustus 2022 lalu.
MENYAMAR ISLAM
Syiah bukan madzhab dalam Islam karena perbedaannya bukan furu’iyah tetapi akidah. Memaknai Al-Qur’an lain, ada keyakinan masih menunggu Al-Qur’an utama yaitu “Mushaf Fatimah”. Berisi 17 ribu ayat.
Hadits juga tidak sama, bagi Syiah ucapan Imam-Imam adalah Hadits. Bukhori, Muslim, Ahmad dan lainnya dinafikan. Rukun Islam dan Iman pun berbeda. Rukun Islam di samping perbedaan narasi pada Syahadat juga ada Wilayah, kepemimpinan yang dijadikan rukun. Pada rukun Iman ada Imamah. Iman kepada kepemimpinan para Imam yang ma’shum.
GERAKAN POLITIK
Jejak kesejarahannya melekat dengan aspek politik, soal kekuasaan. Berawal dari konflik antara Khalifah Ali dengan Muawiyah. Berujung di padang Shiffin. Perundingan Ali bin Abi Thalib (juru runding Abu Musa Al As’ary) dengan Muawiyah (Amr bin Ash). Demikian juga konsep Imamah dan wilayah yang menjadi ideologi politik. Khoemeini mencanangkan ekspor Revolusi Syiah ke seluruh dunia, khususnya dunia Islam.
RADIKALISME DAN TERORISME
Perjuangan politiknya radikal berbasis konsepsi “pembalasan” atas peristiwa pembantaian di Karbala. Simbolisasi pada ritual “tathbir” melukai dan menyiksa diri. Modifikasi pukul-pukul dada. Di Indonesia bapak terorisme adalah orang Syiah yang bernama Ibrahim Djawad yang membom Borobudur, Seminari Al Kitab dan Bus Pemudi. Rencananya waktu itu akan membom Bali.
PENYEBAR HOAX
Dahulu fitnah kepada istri Nabi Siti Aisyiah “al ifkul akbar”. Kemudiannya ajaran bohong ditanamkan dan boleh dilakukan sebagai prinsip “taqiyah”. La syarqiyah wala gharbiyah–tidak timur tidak barat yang menjadi doktrin Revolusi Iran ternyata membohongi dunia Islam. Berkedok “illa jumhuriyah Islamiyah” padahal “illa Syi’ah Imamiyah”. Sekarang banyak yang tidak mengaku Syiah padahal mereka adalah penganut dan aktivis.
PELANGGAR MORAL
Nikah mut’ah adalah haram tetapi dikerjakan oleh Syiah. Legalisasi perzinaan. Boleh dengan istri orang bahkan fatwa Khoemeini dengan bayi pun boleh. Pahala tinggi bagi yang bermut’ah. Hingga berderajat kenabian. Buku Sayyid Husein Musawi “Mengapa Saya Keluar dari Syi’ah” menjadi penting untuk dibaca karena menyinggung buruknya nikah mut’ah.
BID’AH SYARI’AH
Adzan Syiah ditambah “asyhadu anna aliyyan waliyullah, asyhadu anna aliyyan hujjatullah” juga “hayya alaa khoril amal”. Sholat tanpa sedekap, batu karbala, puasa memperbanyak rukhshah, zakat khumus 20 %. Haji “Labaik yaa Husein”. Kultus pada Husein cucu Nabi.
UJARAN KEBENCIAN
Mencela Sahabat dan istri-istri Nabi. Menurut Syiah yang masuk surga hanya Salman Al Farisi, Miqdad Al Aswad, dan Ammar bin Yasir. Selainnya dalam kutukan dan diyakini masuk neraka termasuk Abubakar Shidiq Ra dan Umar bin Khattab Ra. Naudzubillah.
Ini adalah penodaan agama berdasarkan Pasal 156 a KUHP, UU no 1 Pnps 1965 dan juga UU ITE
MEMULIAKAN KARBALA
Missi Al Qaim atau Imam Mahdi menurut kitab “Bihar Al Anwar” karya Al Majlisi yaitu menyatakan bahwa Karbala lebih mulia daripada Makkah dan Madinah (PM Irak Nouri Al Maliki menyatakan Karbala sebagai Kiblat). Membunuh nawashib/orang Arab. Serta menegakkan hukum Daud dan Sulaeman.
Dua Menteri Agama RI memberi simpati kepada Syiah. Di samping pernah memberi tempat Ahlul Bait Indonesia (ABI) untuk Muktamar di Gedung HM Rasyidi Kemenag, juga Menteri Lukman Hakim Saifudin memberi pengantar buku “Syiah menurut Syiah” yang merupakan tandingan dari buku MUI “Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia”. Menag Yaqut Qoumas menyatakan akan mengafirmasi Syiah dan Ahmadiyah.
Tanpa sadar para pejabat atau tokoh telah mengadu domba dan menyakiti umat Islam.