Seseorang hendak keluar ingin bertemu musuhnya di medan perang, akan tetapi karena perisainya memberatkannya maka ditanggalkanlah perisai tersebut. Diapun merasa terbebani oleh pedangnya maka dibuanglah pedang tersebut, begitu juga dia merasa terbebani oleh makanan dan minuman maka diapun meninggalkannya. Kemudian dia bertemu dengan musuhnya dalam keadaan tangan kosong, tidak bersenjata, dan dalam keadaan lapar. Akankah dia akan menang melawan musuhnya ? Tentu saja tidak.
Begitulah… ibarat seseorang yang merasa susah dalam berdzikir kemudian dia meninggalkannya. Dia
merasa terbebani dengan amalan sunnah rawatib kemudian dia meninggalkannya dan melalaikan amalan tersebut.
Begitu juga siapa yang merasa terbebani oleh amalan-amalan sunnah maka dia akan lalai dalam amalannya, kemudian dia akan menunda-nunda amalan-amalan fardhu dari waktunya. Kemudian mengadu akan nasibnya sedangkan setan membisikan dalam hatinya, : wahai Miskin, dirimu telah lemah sebelum syaitan dan musuhmu melemahkanmu.
Barang Siapa yang bisa mengalahkan keinginan nafsunya maka dia akan lebih berani daripada orang yang mengalahkan musuhnya. Karena kemenangan tersulit adalah memenangkan pertarungan dengan dirinya sendiri.