Monday, July 22, 2024
HomeekonomiPleidoi H. Munarman.SH, atas Tuntutan JPU(bag-2) “Menolak Kedzaliman, Fitnah dan Rekayasa Kaum...

Pleidoi H. Munarman.SH, atas Tuntutan JPU(bag-2) “Menolak Kedzaliman, Fitnah dan Rekayasa Kaum Tak waras “. Perkara Topi Abu Nawas

Berikut ini sebagian berita yang di design sedemikian rupa untuk operasi media penterorisan FPI dan pemenjaraan saya:

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/04/05/19121391/benda-mencurigakan- bertuliskan-fpi-munarman-awalnya-dikira-paket-pesanan?page=all

https://www.viva.co.id/berita/metro/1361581-benda-misterius-bertuliskan-fpi- munarman-bikin-geger-depok

https://www.jawapos.com/nasional/hukum-kriminal/05/04/2021/benda-mencurigakan- bertuliskan-fpi-munarman-gegerkan-warga-depok/ (sudah dihapus oleh JawaPost.com)

https://www.medcom.id/nasional/peristiwa/8kol6eMK-benda-mencurigakan-bertuliskan- fpi-munarman-ditemukan-di-depok

https://makassar.terkini.id/heboh-benda-bertuliskan-fpi-munarman-ditemukan-warga- gegana-bergerak/ (sudah tidak ditemukan oleh : makasar.terkini.id)

https://news.detik.com/berita/d-5520734/ini-penampakan-benda-bertulisan-munarman- fpi-yang-ditemukan-di-depok (sudah terhapus di news.detik.com)

https://metro.tempo.co/read/1449240/penemuan-paket-misterius-bertuliskan-fpi- munarman-di-depok-gegana-turun-tangan (sudah terhapus di metro.tempo.co)

Sangat jelas dan terang benderang bagi orang yang berakal sehat dan masih memiliki nurani, cipta kondisi menjelang penangkapan saya melalui operasi intelijen seperti di atas. Tiga minggu setelah mereka membuat sendiri peristiwa tersebut, dan media-media heboh menjadikan peristiwa ciptaan hasil operasi intelijen tersebut, sebagai berita selama berhari-hari, dengan tujuan terdapat kondisi psikologi massa yang akan mendukung penuh penangkapan dan rekayasa kasus terhadap diri saya. Modus operandi, fitnah dan rekayasa seperti ini, dilakukan karena memang faktanya saya TIDAK ADA KAITAN dengan kelompok teroris manapun dan tindakan terorisme apapun. Namun karena tidak ada bukti hukum apapun, tapi targetnya saya harus masuk penjara, pembubaran FPI memiliki justifikasi, dan kasus extra judicial killing 6 pengawal HRS TIDAK BISA DIPERSOALKAN SECARA HUKUM HAK ASASI MANUSIA, maka operasi fitnah yang diluar akal sehat tersebut dilakukan tanpa malu. Hebatnya lagi, mereka buat sendiri cerita karangan tersebut, lalu mereka percaya sendiri, lalu mereka ketakutan sendiri, lalu bernafsu sendiri untuk berlomba-lomba membuktikan bahwa saya adalah gembong teroris. Sampai detik inipun, mereka tetap saja mengorek-ngorek informasi dari semua tersangka yang ditangkap maupun Napiter yang sedang menjalani masa hukuman melalui proses interogasi yang di luar hukum acara pidana, bahkan mantan Napiter yang sudah selesai menjalani hukuman pun terus mereka tekan untuk mengucapkan kalimat bahwa saya seolah-olah gembong teroris. Mereka kelompok orang-orang zalim ini, terus menerus berupaya mencari-cari kesalahan saya dengan target utama memenjarakan saya.

Begitu juga operasi media untuk cipta kondisi, terus mereka lakukan dengan memproduksi issue-issue terorisme, Islam dan Ormas Islam. Di era pasca-kebenaran (post-truth) yaitu situasi dimana fakta yang objektif kalah berpengaruh dibanding emosi atau keyakinan seseorang, sehingga melalui sarana media massa mainstream maupun media sosial, fakta objektif menjadi tidak penting dalam membentuk opini publik, karena yang lebih penting dan kuat adalah informasi yang di-design tersebut bisa mempengaruhi emosi dan keyakinan dari komunikan secara massif, sehingga diharapkan dukungan publik untuk menteroriskan FPI dan memenjarakan saya bisa berlangsung dengan mulus dan sukses.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments

Noersatrio Harsanto on INDONESIA AKAN DIKEPUNG RELAWAN ANIES
sukirno on BUNUH DIRI PPP