saya lah yang paling berhak berbicara soal film, karena thesis yang buat tentang film Indonesia adalah saya. Dan saya lah yang pertama kali melihat film itu di Amerika saat Arifin c Noor
akan melakukan finalisasi film tersebut di Amerika. Arifin sebenarnya tidak mau membuat film tersebut.
soal AIDIT tidak merokok, itu hanya ekspresi dari sang sutradara. sehingga menjadi ada.
pelurusan sejarah adalah langkah politik, dan itu memprovokasi, kalau anda mau buat pelurusan tulislah buku.
jaman Soekarno itu ada 3 kekuatan politik, Soekarno sendiri, PKI dan Tentara.
Artinya yang memberikan kekuatan tentara ke dalam politik adalah Soekarno. Indonesia tidak bisa maju
, karena di Indonesia, tuhan pun tidak di takuti.
Salim Said, (lahir di pare-pare, Sulawesi Selatan, 1943),adalah seorang penulis Indonesia.[1]
Salim mengikuti pendidikan di akademi Teater Nasional Indonesia (1964-1965), Fakultas Psikologi UI (1966-1967),
tamat Jurusan Sosiologi fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (1977), dan meraih Ph.D. dari Ohio State University, Columbus, Amerika Serikat (1985).
ia pernah menjadi redaktur pelopor baru, Angkatan bersenjata, dan redaktur majalah Tempo (1971-1987). Salim kini mengajar di sekolah Ilmu Sosial dan menjadi anggota Dewan film Nasional.[1]
sebagai anggota dari dewan film nasional dan dewan kesenian Jakarta, ia sering berpartisipasi dalam diskusi tentang film, sejarah, sosial dan politik Indonesia
dalam tingkat nasional maupun internasional