by M Rizal Fadillah
Konvoy truk pembawa anggota Polisi yang bergerak untuk mengamankan Sidang Putusan Habib Bahar Smith di PN Bandung tanggal 16 Agustus berpapasan dengan pengendara motor. Nampak para pengendara motor itu berteriak ke arah konvoy : Sambo..Samboo.. Ferdy Sambo..! Menunjukan sikap negatif kepada para Polisi dengan memengaitkan peristiwa Irjen Pol Ferdy Sambo.
Ternyata Duren Tiga aromanya kemana-mana. Ulah Ferdy Sambo sangat mencoreng institusi Polri.
Proses hukum belum usai, penyidikan masih berlangsung, banyak perwira harus mempertanggungjawabkan penanganan tidak profesionalnya. Bahkan mungkin konspirasi jahat. Antara kerja Propam dengan Satgassus kabur karena keduanya di bawah komandan yang sama yaitu Irjen Pol Ferdy Sambo. Status tersangka yang bersangkutan dipastikan akan bergeser menjadi terdakwa di pengadilan. Kejaksaan sudah bersiap siap untuk menerima limpahan perkara.
Publik terus mengikuti proses kejahatan yang menurut Mahfud MD “mengerikan” dan “menjijikan” ini. Dunia juga tentu ikut terbelalak atas kejadian yang menimpa Kepolisian Negara Republik Indonesia. Sambo telah membuat gara-gara dan neraka atas lembaga. Desakan agar Polri melakukan pembenahan mendasar semakin mengemuka. Terutama koreksi atas penanganan kasus dengan kekerasan oleh aparat negara. Asa kemanusiaan yang adil dan beradab terasa semakin jauh saja.
Kekejaman Sambo bakal melegenda dan menjadi goresan hitam tebal. Buktinya konvoy truk Polisi diteriaki Sambo..Samboo..Ferdy Sambo ! Di samping kekerasan ada sejuta rekayasa atau kebohongan. Tidak salah ucapan HRS bahwa Indonesia sedang mengalami kondisi darurat kebohongan. Dan kedaruratan yang terdekat ternyata ada pada instansi Kepolisian.
Satgassus sudah dibubarkan dan tentu hal ini menjadi awal yang bagus meski masih dituntut adanya audit kasus dan kerja institusi. Masalahnya adalah banyak temuan yang telah terkuak termasuk harta-harta terpendam yang diduga spektakuler nilainya. Sejak berdiri, Ferdy Sambo selalu menjadi orang penting dari badan non-struktural di Kepolisian ini.
Ferdy Sambo menjadi tokoh yang layak untuk dinobatkan sebagai “Man of the Year”. Meski disayangkan kehebatannya bukan karena prestasi konstruktif untuk bangsa dan negara. Tetapi “sukses” dalam memperburuk wajah bangsa dan negara.
Di tengah keruwetan dan amburadul nya penyelenggaraan negara, Sambo tampil sebagai juru sekarat. Membuat sekarat ajudan dan negara kesatuan.
Sambo.. Samboo.. Ferdi Sambo !
Engkau bapak mafia di kepolisian.
Sambo.. Samboo.. Ferdi Sambo !
Karena nila seember rusak susu sekolam.
Sambo.. Samboo.. Ferdi Sambo !
Dengan bicara martabat keluarga kau hancurkan lembaga dan negara.
Sambo..Samboo.. Ferdy Sambo ! Menghilangkan nyawa pasti berbuah penjara.
Selamat bermimpi tentang uang narkoba dan perjudian, suap dan pemerasan, penyiksaan dan pembunuhan, korupsi dan penyucian uang, menakut-nakuti bawahan dan memaksa anggota pasukan.
Sambo..Samboo.. Ferdy Sambo !
Wajah penjajah di negara merdeka.
*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan
Bandung, 18 Agustus 2022