Oleh: Arham Kendari
Duhai Mas AZAB yang rupawan..
Terlebih dahulu izinkan saya memanggil anda AZAB. Saya pikir ini masih lebih beradab. Sebab andai nama anda Abu Nanda Al-Lolipop saya juga pasti gak sampai hati menyingkat.
Pertama-tama, maafkan jika surat ini terasa garing dan bermuatan koplak. Anggap saja saya sedang sedekah. Karena bukankah koplak terhadap orang koplak adalah sedekah?
Tapi itu bukan hadits loh mas, itu cuma quote karangan saya sendiri, gak akan ditemukan sejak 200 tahun wafatnya nabi.
Duhai Mas AZAB kumis baplang..
Tadi malam saya melihat anda untuk pertama kalinya di ILC. Entah kenapa refleks lidah ini melafal taawudz, seperti ada aura aneh yang menyeruak meskipun anda berusaha menutupinya dengan ketampanan yang dikondisikan.
Seperti ada getaran mistis yang merambat dari frekuensi kumis.
Anda yang biasanya gagah dengan lambe yang berturah-turah, kenapa mendadak ibarat air es disiram ke kerupuk barokah? Lempem, mas..
Anda yang konon selalu bicara fakta dan data, kenapa semalam ibarat sego peccel lepas karetnya? Berantakan, mas..
Duhai Mas Azab Jerami ngambang..
Sedih melihat anda jadi bulan-bulanan tertawaan. Saya sempat curiga anda tersesat, sebenarnya diundang ke ILK tapi salah masuk ke ILC.
Atau malah mungkin diundang dalam acara supertrap di tivi sebelah dan anda jadi targetnya. Buktinya mau saja anda dijebak teman anda dengan tipuan bendera.
Bendera Utsmani anda klaim bendera Rasulullah. Jangan-jangan besok umbul-umbul kelurahan anda katakan bendera khilafah, atau spanduk Musrembang anda tuduh bendera Al-Qaeda.
Duhai Mas AZAB kopiah sungsang..
Semalam saat Pak Rocky bilang negara ini tak bisa direkatkan dengan lem aika aibon, saya langsung percaya. Gimana mau pake aibon kalo aibonnya sudah anda hirup semua?
Anda seperti kehilangan akal. Mana itu intelektual? Saya sempat meragukan jangan-jangan anda dulu dapat ijazah TK dari ujian persamaan.
Orang bicara dalil agama, anda meributkan warna.
Panjang lebar dikasih waktu, kebenaran perkataan yang saya tangkap dari anda cuma nuwun sewu.
Duhai Mas AZAB bansyer magang..
Mengapa anda begitu benci pada kalimat syahadatain? apakah saat anda dilahirkan bukan diiringi adzan tapi Lingsir wengi yang dikumandangkan?
Bertobatlah Mas, mumpung masih punya cadangan napas, kecuali anda bisa bernapas pake insang.
Berhentilah membubarkan pengajian dan merongrong saudara seiman.
Jika anda benar-benar butuh pengakuan akan keberanian, coba berani gak bubarkan ibu-ibu yang lagi arisan?
Salam Cinta dari seberang lautan.
Ditulis di Kendari,
06/12/2017,
Pk 19.30