Ilustrasi. (vice)
Jakarta, law-justice.co – Pihak Istana buka suara pemberitaan Tempo tentang buzzer Jokowi. Pasalnya Tempo dinilai oleh Pihak Istana sangat tendensius terhadap Presiden Jokowi yang dianggap tidak bisa menertibkan buzzer penguasa.
“Di sini (artikel Koran Tempo) ditulis, ‘Presiden Joko Widodo harus segera menertibkan para buzzer yang sulit dipercaya keberadaannya tidak presiden ketahui, jika bukan ia kendalikan,” kata Tenaga Ahli Utama Deputi IV Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) di tvOne Selasa (8/10/2019) malam seperti melansir gelora.co.
Ngabalin meminta Tempo menjelaskan kepada publik yang menuding Jokowi mengendalikan buzzer Istana.
“Kalimat apa yang dimaksud ini? Kawanku, beri keterangan,” kata Ngabalin.
Pemimpin Redaksi Koran Tempo, Budi Setyarso menjelaskan bahwa media yang dipimpinnya tidak memiliki tendensi dengan menulis kalimat tersebut.
Menurut dia, Tempo sekadar melakukan fungsi kritik terhadap presiden dan tidak melanggar kaidah jurnalistik maupun komunikasi.
Namun dia memaklumi jika pilihan kata atau kalimat dalam artikel itu menimbulkan penafsiran berbeda-beda bagi tiap orang.
Penjelasan Budi justru membuat Ngabalin marah sambil menatap wajah Pemimpin Redaksi Koran Tempo itu.
Ngabalin mengatakan, kata atau kalimat yang digunakan dalam artikel itu tidak tepat lantaran seakan menuduh Jokowi mengendalikan buzzer-buzzer tersebut.
“Anda menuduh orang menggunakan pendapatan belanja negara untuk membayar buzzer, terkutuk saudara kezaliman menggunakan pilihan-pilihan (kata) itu,” kata Ngabalin.