Jadilah Sahabat Nabi(صلى الله عليه و سلم), Dr.Roghib As-Sirjani
Sumber : Kajian Dr.Roghib As-Sirjani yg ditranskrip oleh tim dari situs islamweb.com
Penterjemah : Abu Sayf Al-Indunisiy
Generasi yg Unik
Allah memilihkan bagi nabiNya, Muhammad shollAllôhu ‘alaihi wa sallam, sahabat² yg mulia lagi baik. Mereka(para sahabat) mengambil ad-dîen darinya(Muhammad shollAllôhu ‘alahi wa sallam) kemudian menyampaikannya kepada generasi² setelahnya. Allah telah mentazkiyah mereka dalam banyak ayat Al-Qur’an Al-Karîm. & mereka berhak untuk itu karena mereka memang generasi paling utama secara muthlak. Allah telah memerintahkan kita u/ mengikuti(meneladani) mereka, & berjalan diatas manhaj mereka. Hati mereka adalah sebaik-baiknya hati, ilmu mereka adalah sedalam-dalamnya ilmu, mereka paling sedikit takalluf¹(memberat-beratkan dlm hal agama). Mencela mereka (sama dengan)mencela ad-dîen. Menghormati & mengagungkan mereka merupakan pengagungan terhadap ad-dîen.
___________________________
¹ Takalluf = maksudnya adalah banyak bertanya, & mencari-cari tahu hal² yg tersembunyi maknanya & blm bisa dipahami(ghômidh)/kurang jelas, yg mana hal tsb tidak seharusnya dicari tau ttg itu. Para sahabat mengambil zhôhir syari’at, & menerima apa adanya apa yg datang dr syari’at. [lihat Lisânul ‘Arob(Dârul Ma’ârif), Ibnul Manzhûr.hal.3917]
Kedudukan Sahabat dlm Islam
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
بسم الله الرحمن الرحيم
Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah SWT, kita memujinya, memohon pertolongan kepadanya, memohon ampun kepadanya, meminta hidayah kepadaNya, & kita berlindung kepada Allah dari kejahatan² jiwa kita, dari kejelekan² amal kita. Barangsiapa yg Allah beri hidayah, maka tidak ada yg bisa menyesatkannya. & barangsiapa yg Allah sesatkan, maka tidak ada yg bisa memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah selain Allah saja, tiada sekutu bagiNya, & saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba & rasulNya, semoga shalawat & salam selalu terlimpah keatas beliau, keluarganya, & para sahabat seluruhnya.
amma ba’du..
Ini adalah sekumpulan ceramah/kajian yg saya beri nama : “Kun Shohâbiyyan”(Jadilah sahabat Nabi shollAllôhu ‘alaihi wa sallam). & ini merupakan upaya untuk lebih dekat (mengenal.pent)generasi sahabat, generasi luhur, yg tinggi kedudukannya, yg tidak akan terulang generasi seperti itu dlm sejarah. baik itu pada masa sebelumnya atau setelahnya. Rasulullah shollAllôhu ‘alaihi wa sallam telah mengabarkan bahwa tidak akan ada generasi sepertinya hingga hari kiamat. Keagungan & berharganya generasi ini muncul dari fakta bahwa mereka secara keseluruhan memiliki sifat/karakteristik² tertentu berupa ‘aqidah yg selamat(salâmatul ‘aqîdah), akhlak yg sempurna(kamâlul akhlâq), terpercaya/amanah dlm penukilan(amânatun naql), kejernihan hati(shofâ-ul qolb), tekad yg kuat(quwwatul ‘azîmah), cinta jihad(hubb al-jihâd). Maka dengan ini secara keseluruhannya merupakan generasi yg berada diatas kedudukan luhur karena akhlak & sifatnya.
Bisa saja dlm suatu zaman muncul person yg jenius & terkemuka, atau muncul sekelompok org² yg amîn(jujur/amanah), org² yg shôdiq, & baik(abrôr) dlm suatu generasi/masa. tapi (muncul.pent)satu generasi sahabat secara keseluruhan dgn satu karakteristik/sifat tertentu seperti kejernihan(hati.pent) & baHâ'(keindahan & kebaikan), maka ini hal yg langka/asing sekali. Inilah yg menarik perhatian. Jikalau di suatu zaman muncul orang seperti Umar bin Khaththab RA -misalkan- maka ini merupakan suatu kebahagiaan tersendiri bagi generasi & zaman itu. begitu juga jikalau muncul person seperti Abu Bakar RA, atau seperti Thalhah bin ‘Ubaydillah, atau seperti Khalid bin Walid, atau seperti Abu Hurairah… dst.
akan tetapi munculnya mereka smw dlm satu zaman inilah yg benar² mengagumkan. Hal ini benar² unik. Oleh karena itu bukanlah tujuan dari serangkaian/sekumpulan kajian ini (hanya)menyebut & menceritakan perkataan², perbuatan² yg telah dilakukan para sahabat. Maksudnya: bukan sekedar (menceritakan)profil² para sahabat, bukan juga sekedar menelusuri setiap momen²(ahdâts) yg telah dilalui mereka. Akan tetapi tujuan(kajian ini.pent)nya adalah : kita belajar bagaimana meniru generasi sahabat? Bagaimana kita bisa menjadi seperti mereka? Bagaimana kita berjalan diatas jalannya mereka? Bagaimana kita bisa sampai kepada apa yg telah dicapai sahabat, baik itu di dunia maupun di akhirat?
& sebelum kita belajar bagaimana sahabat bisa sampai ke kedudukan yg luhur ini, & bagaimana mereka bisa mencapai apa yg mereka sudah capai? Sebelum kita belajar bagaimana bisa kita berjalan diatas jalan mereka?.. dalam kajian ini, saya ingin berbicara mengenai kadar/kedudukan generasi ini dlm timbangan Islam, kadar/kedudukannya dlm timbangan sejarah, bahkan kadar/kedudukannya dlm timbangan Allah ‘azza wa jalla. Ia-lah satu²nya generasi dalam Islam yang kamu bisa tahu kedudukannya dlm timbangan Allah ‘azza wa jalla. Karena hal ini tidak bisa terealisasi juga tidak mungkin diketahui sama sekali & secara yakin kecuali melalui ikhbâr(pengkhabaran) dari Allah ‘azza wa jalla dlm kitabNya, atau melalui RasulNya yg mulia shollAllôhu ‘alaihi wa sallam. Adapun umumnya manusia/org² setelah generasi ini, maka tidak mungkin sama sekali memastikan bahwa (generasi)ini (adalah)generasi yg berat timbangannya di sisi Allah ‘azza wa jalla, atau mungkin saja kita mentarjîh(menguatkan) bahwa orang ini adalah orang yg memiliki keutamaan, atau orang ini berjalan diatas petunjuk. Tapi, tidak mungkin kita menjazm(memastikan) bahwa ia benar² berada diatas jalan Allah ‘azza wa jalla. Karena penilaian Ilahi terhadap suatu individu tidak hanya didasarkan atas amal² zhohir saja, yg kita bisa melihatnya dengan mata kita, Akan tetapi didasarkan juga atas hati & niat(nya). hal inilah yg tidak mungkin manusia meyakini dari(orang yg dinilai.pent)nya selamanya. Ya, bisa saja ada faktor² pendukung yg mengisyaratkan/menunjukkan kpd keutamaan² laki² & perempuan tertentu. Akan tetapi ini -seperti yg kami sebutkan-, tidak mungkin secara yakin memastikannya. Mungkin saja kita melihat seseorang yg dia baik secara zhohirnya, tapi di dalam(bathin.pent)nya ia sama sekali berbeda. Inilah hal yg tidak bisa diketahui kecuali oleh Allah ‘azza wa jalla.
Sedangkan mari kita lihat generasi sahabat, apa yg Allah katakan tentang mereka. Allah ‘azza wa jalla berfirman ttg ashhâb bay’at ar-ridhwân(sahabat² yg ikut dlm bai’at ridhwan) :
“Sungguh Allah telah ridho kepada org² Mu’min pada saat mereka membai’atmu di bawah pohon..”(QS Al-Fath : 18)
maksudnya : bahwa Allah telah ridho dgn mereka. Allah telah menetapkan hal tsb,maka selesailah sudah. Kemudian Ia berfirman : “… pada saat mereka membai’atmu di bawah pohon. Allah tahu apa² yg ada di hati² mereka, maka Allah menurunkan sakînah(ketenangan) kepada mereka & … (QS Al-Fath : 18).
Ayat ini tidak disebutkan berkaitan dengan 1 sahabat saja, atau sekelompok sahabat saja. Tidak. Tapi ayat ini disebutkan berkaitan dengan 1400 sahabat rodhiyAllôhu ‘anHum ajma’în. Dengarlah firmanNya subhânahu wa ta’ala ini :
QS At-Taubah : 117
dikatakan bahwa Ayat ini turun berkaitan dengan 30.000 sahabat yang mereka telah ikut dalam perang Tabuk. Oleh karena itu mustahil kita mencapai keyakinan(sebagaimana keyakinan akan keutamaan bagi generasi sahabat.pent) bagi generasi² setelah generasi sahabat, & bahwa Allah ‘azza wa jalla telah mengampuni person ini secara tertentu. Betapapun orang tsb beramal/mencapai suatu amal di dunia, selamanya kita tidak bisa memastikan kebaikannya, atau kedudukannya, atau derajatnya di surga, atau keselamatannya secara pasti dari api neraka di sisi Allah SWT.
Oleh karena inilah, kita bisa memahami makna yg tersembunyi nan halus(lathîf) yg Rasulullah shollAllôhu ‘alaihi wa sallam tanamkan berkaitan dengan sahabatnya.