Walaupun Tablik Akbar tersebut tidak mengusung tema gerakan anti PDIP tapi hakikinya Aksi Bela Islam merupakan ekspresi kemuakkan terhadap Megawati dan PDIP. Fakta tersebut tidak terbantahkan.
Kebangkitan kesadaran umat dalam solidaritas Bela Islam yang kini mulai merambah ke Jawa Barat dan akan berlanjut ke Jawa Timur dan Jawa Tengah, membuat PDIP menuai kepanikan luar biasa.
Reaksi kemarahan umat dipicu oleh sikap PDIP yang dinilai terlampau menzalimi rakyat dan getol menunjukan kebencian membabi buta kepada Islam.
Sikap bobrok PDIP muncul secara sporadis di Pilgub DKI Jakarta mengusung narapidana penista Al Qur’an alias Ahok. Bukan hanya itu, tapi serangkaian kedengkian lainnya yang berakumulasi pada munculnya Perppu pembubaran Ormas.
Kalau umat terus menggalang solidaritas secara gigih, maka sudah pasti PDIP akan terpojok sebagai musuh utama dan akhirnya kehilangan dukungan rakyat. Langkah ke arah itu tampaknya terus bergulir.
Wajar saja umat bersatu dalam gerakan anti PDIP, dalam demokrasi hal itu tidak dilarang bila pendekatan yang dilakukan melalui jalur damai dan konstitusional.
Bahkan, kemarahan umat Islam tersebut diperkirakan akan jauh lebih agresif dan revolusioner dari Pilgub DKI Jakarta. Dan kini apa yang tengah terjadi di Jabar, Jateng dan Jatim, jutaan umat Islam mulai bangkit secara masif.
Realitas tersebut akan menjadi gelombang besar yang terus bergerak menggulung arogansi PDIP jelang Pilpres 2019. Hasilnya Jokowi tumbang dan PDIP kehilangan legitimasi serta kursinya di parlemen.
Facebook kami telah diblokir, Silahkan like Facebook yang baru berikut:
Untuk Berita Viral Politik Pro Islam, Like Facebook Umat Merdeka: