Alkisah, seorang pemuda tiba2 ditangkap aparat tanpa diketahui apa kesalahannya. Kemudian pemuda itu dimasukkan ke dalam penjara dg ukuran 2m2 x 3 m2.
Dia mengedor-gedor pintu ruang penjara itu dan berteriak-teriak dg suaranya sangat keras menjelaskan kezaliman yg dialaminya. Apa salah saya? Ini kezaliman yg tdk bisa diterima, ucapnya.
Karena membuat gaduh, penjaga penjara memindahkannya ke ruang 1m2 x 1m2 di lokasi yg berbeda.. Dgn harapan ia berhenti beteriak2 dan membuat gaduh.
Yg terjadi adalah sebaliknya, sang pemuda malang itu berteriak-terik terus dan memaki-maki aparat dan penjaga penjara dg suara yg lebih keras dan membuat suasana penjara lbh gaduh lagi. Ini tdk masuk akal, sy tdk mungkin bisa tidur kecuali duduk, pindahkan aya sgr, ujarnya.
Melihat kodisi spt itu dan pemuda itu tdk bisa diam, maka penjaga penjara memasukkan 5 penghuni penjara lainnya ke dalam kamar penjara pemuda itu. Bisa dibayangkan dg sendiri saja di dalamnya sdh sangat sempit, apalagi ditambah 5 orang lagi.
Pemuda itupun berteriak-teriak dg sekuat tenaga sambil mengatakan : sungguh ini adlh kezaliman yg berlipat ganda. Sdh tdk bersalah, dimasukkan pula 5 org lagi ke dalam ruangan penjara sy yg sangat sempit ini. Pasti kami tdk bisa tidur kecuali dlm keadaan berdiri..Kalian sangat zalim, terikanya yg tak berhenti.
Karena masih tetap saja membuat gaduh penjara dan tdk membuatnya diam, maka penjaga penjara merubah taktiknya yaitu dg memasukkan seekor babi ke dlm ruang sempit yg berisi 6 org tsb.
Tak ayal lagi semua yg ada dlm ruang ukuran 1m2 x 1m2 tsb berteriak serentak dg suara yg gemuruh sambil memaki dan mencaci petugas penjara yg sangat zalim itu.
Karena mustahil mereka hidup dg babi yg najis itu, mereka meminta kpd penjaga penjara agar mengeluarkan babi itu dan membersihkan ruang tsb agar mereka tdk lagi berlumuran najis.
Penjaga penjarapun setuju dan memberishkan ruang tersebut dg catatan tdk membuat gaduh lagi.
Akhirnya tinggalah pemuda itu dg 5 teman barunya di ruang yg sangat sempit itu dan akhirnya ia lupa topik utama yg ia teriakkan dan perjuangkan selama ini, yaitu KEZALIMAN yg menimpanya selama ini.
Saudaraku.. Masalah Palestina mirip dg ilustrasi di atas. Dari sebuah tragedi dan kezaliman besar yg dilakukan Yahudi kepada umat Islam sedunia, krn Palestina, khususnya Al-Quds adlh milik semua umat Islam sedunia sama halnya dg Mekkah dan Madinah.
Thn 1948, masih terdengar suara perlawanan/jihad kaum Muslimin melawan pendudkan kaum Yahudi atas Palestian.
Thn 1967 diperkecil lingkupnya oleh Yahudi dg perang Yahudi dg Arab. Dlm perang 6 hari itu Yahudi menguasai Al-Quds Barat.
Thn 1979 Yahudi berhasil memperlecil lagi ruang konfliknya hanya dng masyarakat Palestina saja, khususnya stlh perjanjian Cam David yg ditandatangani Anwar Sadat, Presiden Mesir saat itu dgn pihak Yahudi.
Thn 1980an sampai 90an Yahudi memperkecil lagi maslah Palestina menjadi hanya konflik antara mereka dg PLO yg dipimpin Yaser Arafat yg misterius itu. Teriakan kezaliman Yahudi di Palestina seakan hanya milik PLO yg sama sekali tdk mewakili umat Islam Palestina, apalgi kaum Muslimin sedunia. Apalagi ideologi pra pemimoin PLO terindikasi sosialis kominis termasuk “boneka Yahud” Mahmud Abbas yg jadi “Presiden” otoritas Palestina sekarang.
Karena intifadhah jilid 1 pecah 7 Desember 1987 yg dideklarasilan Asy-Syahid Syekh Ahmad Yasin melalui organisansi HAMAS-nya dan berlanjut sampai hari ini, Yahudi memperkecil lagi konflik mereka dg HAMAS dan faksi Jihad lainnya.
Dalam fase 1987 sampai saat ini Yahudi berhasil pula memaksa dunia di bawah PBB dan jg negara2 Arab menyematkan gelar terosrisme kepada HAMAS dan faksi jihad lainnya. Duniapun ikut memusuhi mereka, kecuali Qatar dan Turki serta Mesir di era Mursi yg berumur hanya satu tahun itu.
Desember 2017, Presiden Amerika, sdh tentu atas perintah Yahudi dan kesepakatan dg sebagian pemimpin Arab, mendeklarasikan, tepatnya meneriakkan Al-Quds adlh ibu kota Yahudi di Pelestina.
Tak pelak umat Islam berteriak memprotes teriakan sang Presiden Amerika yg menurut banyak sumber kurang waras itu. Jutaan umat Islam di hampir setiap negeri Muslim mengadakan protes atas ucapan sang Presiden yg “kurang waras” itu.
Kita berharap terikan dan protes umat Islam saat ini tdk seperti teriakan sang pemuda dan 5 kawannya yg dizalimi aparat dan penjaga penjara spt yg dikukiskan di atas.
Maslah Palestina jauh lebih besar dari Al-Quds. kalaupun tuntutan umat Islam hari ini yg menjadikan Al-Quds sebagi ibu kota negara Palestina yg diakui PBB dan negara2 Arab yg luas wilayahnya hanya sekitar 2.5% dari total wilayah Palestina, bkn berarti mslh Palestina selesai.
Maslah Palestina adlh mslah penjajahan kaum Yahudi atas tanah suci dan satu masjid dari 3 masjid suci umat Islam.
Mslh palestina adlh maslah wujud dan izzah /kemuliaan Islam dan umat Islam sedunia.
Mslh Palestina adlh malsalah kunci kemenangan umat Islam akhir zaman. Tanpa kemerdekaan seluruh tanah Palestina, umat Islam blm dianggap mulia dan menang kendati sdh menaklukkan Amerika sekalipun.
Oleh sbb itu;
1. Masalah Palestina adlh mslh utama (qadhiyyah kubro) umat Islam saat ini dan yg akan datang.
2. Pembebasan seluruh wilayah Palestina dari penjajah kaum Yahudi menjadi tanggung jawab seluruh umat Islam, bkn hanya Muslim Palestina dan Arab di sekitarnya. Jgn samapai tertipu kesadaran kita dgn kehebohan maslah Al-Quds yg diterikkan Donald Trump.
3. Pengusiran dan penghapusan peta negara Yahudi di Plaestina adlh hal yg pasti spt yg dijanjikan Rasulullah dlm sebuah hadits riwayat Imam Muslim, tinggal hanya menunggu waktu sbgmn yg terjadi pada kaum Salibis yg pernah menguasai Palestina sekitar 91 thn.
Mari satukan saf dan tekad yg kuat utk membebaskan seluruh tanah Palestina dari penjajahan kaum Yahudi dan antek2nya, krn secara legalitas dan historis mereka tdklah berhak tinggal di sana apalgi mendudukinya, dan yg berhak itu adlah kita kaum Muslimin.