Oleh: Tardjono Abu Muas, Pemerhati Masalah Sosial dan Saksi Sejarah N250
Dua puluh lima tahun lalu tepatnya Agustus 1995 bertepatan dengan jelang lima dasa warsa atau setengah abad perayaan Kemerdekaan Republik Indonesia, pesawat terbang N250-Gatot Kaca hasil karya rancang bangun anak-anak bangsa negeri ini dapat terbang “tinggal landas” perdana dengan selamat.
Penulis sebagai salah seorang dari belasan ribu karyawan PT. IPTN Bandung yang menjadi saksi sejarah walaupun tidak terlibat secara langsung proses rancang bangun pesawat yang cukup membanggakan bangsa ini, namun penulis benar-benar sangat merasakan nuansa rekan-rekan sejawat yang terlibat secara langsung yang begitu tak mengenal lelah untuk mewujudkan rancang bangun pesawat N250-Gatot Kaca agar bisa terbang jelang Hari Kemerdekaan RI ke-50.
Keberhasilan terbang perdana N250-Gatot Kaca yang mengudara di langit biru wilayah Bandung Jawa Barat dua puluh lima tahun lalu, tak pelak menjadi kebanggaan bukan hanya belasan ribu karyawan PT. IPTN saat itu, tapi juga merupakan kebanggaan anak bangsa negeri ini yang tak kalah bersaing secara global dalam dunia penerbangan khususnya dalam rancang bangun pesawat berteknologi super canggih.
Lahirnya N250-Gatot Kaca ternyata memotivasi lahirnya pula variant-variant type pesawat lain yang siap juga dibangun oleh anak-anak bangsa negeri ini yang akan menjadi nilai tambah bagi kehormatan bangsa dan negeri ini di mata dunia.
Perjalanan waktu terus bergulir hingga tiga tahun kemudian pascaterbang perdana N250-Gatot Kaca tepatnya tahun 1998 terjadi krisis ekonomi global, tak terkecuali Indonesia terkena dampaknya, maka mulailah Si Gatot Kaca ini bak patah sayapnya untuk mengangkat terbang kembali terlebih setelah adanya regulasi IMF dalam pendanaan.
Setelah dua puluh lima tahun dari penerbangan perdana N250-Gatot Kaca dengan pergantian pemerintahan dari Orde Baru ke Orde Reformasi hingga kini tak ada tanda-tanda para penentu kebijakan negeri ini memikirkan kelanjutan dari proses produksi pesawat anak bangsa negeri ini. Inilah kondisi negeriku.
Bertepatan dengan Kemerdekaan RI ke-75 tersiar sebuah berita besar yang cukup “menyedihkan dan memilukan” saat diberitakan bahwa Pesawat N250-Gatot Kaca dimuseumkan. Tak dapat menahan rasa haru dan sedih bahwa Si Gatot Kaca yang dua puluh lima tahun lalu berhasil “tinggal landas” perdana dengan selamat, tapi kini Si Gatot Kaca harus “tinggal di landasan” alias “dimuseumkan”.