JAKARTA — Ketua KPUD DKI Jakarta Sumarno memberikan tanggapan terkait pasangan calon Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat yang meninggalkan acara rapat pleno penetapan pasangan cagub-cawagub untuk Pilkada DKI putaran kedua. Ahok-Djarot langsung angkat kaki karena merasa rapat pleno molor dari waktu seharusnya.
Menurut Sumarno, kejadian itu bukanlah keterlambatan, melainkan karena ada miskomunikasi. “Sebenarnya bukan keterlambatan, kita kan menunggu. Kami nunggu supaya pasangan calon itu semua hadir. Ini pengantinnya kan pasangan calon ini,” tutur dia di sela-sela acara yang digelar di Hotel Borobudur, Jakarta, Sabtu (4/3).
Sumarno sempat menanyakan soal kehadiran semua pasangan calon yang diundang itu. Informasi yang diterimanya, belum semua pasangan calon hadir. Sebab, pasangan Ahok-Djarot tidak ada di ruangan yang disiapkan KPU, yakni di ruangan VVIP.
“Saya kan nunggu di sana (ruang tunggu VVIP untuk paslon). Enggak ada Pak Ahok, cuma ada Pak Anies-Sandi,” kata dia.
Ternyata, Ahok-Djarot berada di ruangan lain yang bukan disiapkan oleh KPU. Karena itu, KPU tidak mengetahui pasangan Ahok-Djarot yang sebenarnya sudah hadir di hotel. “Enggak ngerti kalau sudah menunggu,” ujar dia.
Dalam kondisi demikian, menurut Sumarno, antara KPU dan Ahok-Djarot itu jadi saling menunggu dalam insiden kecil itu. “Saling menunggu. Karena beliau menunggu juga sudah agak lama, ini kokenggak dimulai-mulai, enggak profesional, itu maksud beliau juga. Padahal kami juga menunggu,” kata dia.
Kemudian, secara tiba-tiba, Ahok menemui Sumarno yang sedang di ruang VVIP itu bersama pasangan Anies-Sandi. Dan, Ahok langsung bilang soal alasan kenapa acara belum juga dimulai.
“Beliau masuk dan menyatakan kenapa kok enggak dimulai, saya sudah nunggu lama. Nah, rupanya menunggunya di tempat lain. Kami kan enggak tahu,” ujar dia.
Kata Sumarno, kalau memang tadi seandainya KPU tahu pasangan Ahok-Djarot sudah datang, tentu acara bisa langsung dimulai. Apalagi, pasangan calon Anies-Sandi juga sudah datang dan menunggu di ruangan VVIP yang disediakan KPU.
“Jadi tidak benar tadi dianggap bahwa kita menunggu pasangan calon nomor urut 3. Karena pasangan nomor urut 3 juga sudah hadir,” tutur dia.
Sumarno menyadari barang kali pasangan Ahok-Djarot itu memiliki waktu yang padat sehingga harus juga mengejar agenda yang lain. “Kami juga sadar, mungkin beliau-beliau sangat sibuk, jadi sesungguhnya kita saling nunggu,” tutur dia.
sumber republika.co.id